Sejak 19 Juni, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengeluarkan daftar hand sanitizer yang mengandung bahan kimia metanol yang dapat mematikan, atau kekurangan bahan aktif pembunuh bakteri seperti isopropil alkohol.
Dilansir Insider, karena produksi hand sanitizer meningkat selama pandemi COVID-19, lebih banyak produsen yang beralih untuk memproduksi barang dengan permintaan tinggi. Etanol dan isopropil alkohol, dua jenis alkohol yang umum ditemukan dalam hand sanitizer dan merupakan bahan yang efektif dalam membunuh kuman, tidak banyak tersedia.
Itulah kenapa FDA meyakini beberapa produsen mulai menggantinya dengan metanol, jenis lain alkohol yang biasa digunakan untuk menghasilkan bahan antibeku dan bahan bakar.
Tidak seperti etanol dan isopropil alkohol, metanol bisa mematikan ketika dihirup atau masuk ke dalam aliran darah lewat kulit. Di AS, produk yang mengandung lebih dari 4 persen metanol harus diberi label sebagai "racun".
unsplash.com/Nathana Rebouças
Lantas, apa bahayanya bila dikonsumsi?
Mengutip Live Science, tubuh memetabolisme metanol menjadi senyawa yang disebut sebagai asam format, yang sangat beracun bagi sel, termasuk sel-sel mata.
Dalam memilih hand sanitizer untuk membersihkan tangan sehari-hari, kita disarankan untuk mencari produk yang mengandung 60 persen etanol atau 70 persen isopropil alkohol. Namun, tetap saja kedua jenis alkohol tersebut dapat berbahaya dan mengakibatkan keracunan alkohol bisa tertelan.
Dilansir Forbes, konsumsi isopropil alkohol dapat menyebabkan perubahan cepat dalam tingkat kesadaran, penurunan suhu tubuh (hipotermia), dan serangan jantung bila tertelan dalam jumlah yang cukup signifikan.
Anak-anak paling berisiko mengalami keracunan alkohol. Risikonya tak hanya kejang, tetapi juga berpotensi mengalami gangguan jalan napas yang butuh perawatan intubasi dan ventilasi mekanis.