Enteritis Radiasi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Enteritis radiasi adalah kerusakan pada lapisan usus kecil dan besar yang disebabkan oleh terapi radiasi pada perut, rektum, atau panggul. Hal ini dapat terjadi selama, segera setelah atau lama setelah terapi radiasi.
Istilah lain yang menggambarkan kondisi ini termasuk penyakit radiasi panggul, kolitis radiasi, enteropati radiasi, penyakit usus akibat radiasi, dan mukositis radiasi.
1. Penyebab
Enteritis radiasi relatif umum terjadi pada orang yang menjalani terapi radiasi. Menurut penelitian, sekitar 90 persen orang yang menerima radiasi panggul mengembangkannya saat menerima pengobatan kanker ini (Therapeutic Advances in Chronic Disease, 2014).
Enteritis radiasi kronis lebih jarang terjadi. Ini berkembang pada 5–55% orang setelah pengobatan kanker berakhir.
Menurut publikasi StatPearls, radioterapi dapat menyebabkan kematian sel dan peradangan pada lapisan usus. Hal ini juga dapat memicu aktivasi gen yang merangsang gen kolagen dan fibronektin, yang dapat memicu fibrosis (penebalan jaringan ikat) dan komplikasi lainnya.
Terapi radiasi juga berpengaruh pada flora usus. Hal ini mengurangi keragaman bakteri usus, meningkatkan risiko enteritis radiasi dan memperburuk gejalanya.
Enteritis radiasi lebih mungkin terjadi pada orang yang telah menerima radiasi dosis tinggi untuk pengobatan kanker pada sebagian besar usus dan perut mereka. Menerima kemoterapi bersamaan dengan terapi radiasi dapat meningkatkan risiko enteritis radiasi.
Enteritis radiasi jauh lebih jarang terjadi dibandingkan sebelumnya. Ketika teknik terapi radiasi yang lebih tua diberikan ke perut atau panggul, hingga separuh orang yang menjalani pengobatan dapat mengembangkan enteritis radiasi. Dengan teknik terapi radiasi modern, risiko terkena enteritis radiasi kronis jauh lebih rendah.
Diterangkan dalam laman Cleveland Clinic, beberapa orang menghadapi risiko lebih tinggi karena:
- Kondisi yang menurunkan aliran darah ke usus, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
- Iritasi jaringan yang ada karena kondisi seperti penyakit radang panggul.
- Perawatan lain yang menghancurkan sel, seperti kemoterapi.
- Nutrisi buruk.
- Merokok dan bentuk penggunaan tembakau lainnya.
- Kerusakan jaringan akibat operasi perut sebelumnya.