ilustrasi esofagitis eosinofilik (pexels.com/Karolina Grabowska)
Eosinofil merupakan jenis sel darah putih yang biasanya tidak ada di kerongkongan. Namun, pada esofagitis eosinofilik, eosinofil menumpuk di kerongkongan dan menyebabkan peradangan pada jaringan kerongkongan.
Para ahli telah memperhatikan bahwa banyak orang dengan esofagitis eosinofilik mempunyai beberapa jenis alergi. Dengan begitu, konsensusnya adalah bahwa respons imun seseorang terhadap alergen bisa mengakibatkan akumulasi eosinofil di kerongkongan.
Menurut AAAAI, respons imun abnormal terhadap makanan merupakan penyebab utama esofagitis eosinofilik. Namun, para ahli belum sepenuhnya memahami bagaimana mekanisme makanan memicu kondisi ini.
Alergen potensial lainnya yang bisa berkontribusi terhadap esofagitis eosinofilik meliputi serbuk sari, tungau debu, dan spora jamur.
Menurut keterangan dari American Partnership for Eosinophilic Disorders, gen tertentu juga bisa berperan dalam berkembangnya esofagitis eosinofilik.
Dilansir Mayo Clinic, inilah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengembangkan esofagitis eosinofilik:
- Iklim: Seseorang yang tinggal di iklim dingin atau kering lebih mungkin didiagnosis esofagitis eosinofilik dibanding mereka yang tinggal di iklim lain.
- Musim: Seseorang lebih mungkin didiagnosis esofagitis eosinofilik antara musim semi dan musim gugur. Ini kemungkinan karena tingkat serbuk sari dan alergen lainnya lebih tinggi dan orang-orang cenderung berada di luar ruangan.
- Jenis kelamin: Esofagitis eosinofilik lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.
- Sejarah keluarga: Para ahli menduga bahwa esofagitis eosinofilik bisa diturunkan dalam keluarga (mempunyai komponen genetik). Jika anggota keluarga ada yang menderita esofagitis eosinofilik, maka peluang untuk mengembangkan kondisi ini juga lebih besar.
- Alergi dan asma: Jika seseorang mempunyai alergi makanan atau lingkungan, asma, dermatitis atopik, atau penyakit pernapasan kronis, maka ia lebih mungkin didiagnosis esofagitis eosinofilik.
- Usia: Pada awalnya, esofagitis eosinofilik dianggap sebagai penyakit masa kanak-kanak. Namun, esofagitis eosinofilik sekarang juga umum terjadi pada orang dewasa, meskipun gejalanya agak berbeda antara anak-anak dan orang dewasa.