Diuji selama 29 hari, para peneliti mencatat terjadinya perburukan pada 18 dari 407 pasien dalam kelompok Evusheld. Angka ini terbilang minim jika dibandingkan dengan 37 dari 415 pasien kelompok plasebo yang mengalami perburukan akibat COVID-19. Terdapat 3 kematian di kelompok Evusheld, dibanding 6 partisipan di kelompok plasebo.
AstraZeneca mencatat bahwa pemberian Evusheld bisa memotong risiko perburukan hingga kematian akibat COVID-19 hingga 50 persen. Jika diberikan 3 hari sejak timbul gejala, Evusheld ampuh mencegah perburukan hingga 88 persen, dan jika diberikan dalam 5 hari, AstraZeneca tetap menjamin efikasi sebesar 67 persen.
Dalam mencegah risiko gagal napas, AstraZeneca menemukan Evusheld mencatat efikasi hingga 72 persen. Hal ini terbukti dari hanya 3 partisipan penerima Evusheld menerima bantuan pernapasan, dibanding 11 partisipan dari kelompok plasebo.
"Hasil TACKLE memperlihatkan bahwa satu dosis intramuskular AZD7442 dapat mencegah orang-orang ini menderita gejala COVID-19 yang parah, hasil pengobatan akan menjadi lebih baik jika pengobatan dilakukan lebih dini," tulis peneliti utama TACKLE dari Intensive Care Medicine di University College London, Prof. Hugh Montgomery.