Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita dengan ekspresi datar (pexels.com/ArtHouse Studio)

Ekspresi sering dikaitkan dengan emosi. Namun pada kenyataannya tidak semua orang bisa mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan. Oleh karena itu, banyak di antara mereka cenderung menunjukkan penggambaran wajah yang datar alias tanpa ekspresi.

Masalah ini sering dikaitkan dengan istilah afek datar. Ini bisa jadi gejala dari gangguan mental atau efek samping dari kondisi medis tertentu. Dirangkum dari berbagai sumber, yuk, mengenal afek datar secara lebih rinci di bawah ini.

1.Afek datar bukan suatu kondisi yang berdiri sendiri

ilustrasi laki-laki dengan ekspresi datar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Individu yang mengalami afek datar tidak terlalu memperlihatkan respons normal layaknya orang pada umumnya. Misalnya, jika kebahagiaan sering diasosiasikan dengan senyuman, maka orang dengan afek datar tidak bisa menunjukkan respons demikian.

Penting untuk dipahami bahwa individu ini tidak kekurangan emosi, tetapi emosinya dianggap tidak terekspresikan. Karena hal itu, tidak jarang mereka mendapat stigma tidak dapat berempati dengan perasaan orang lain.

2. Gejala

ilustrasi perempuan menolak untuk keluar kamar (pexels.com/cottonbro)

Gejala yang ditunjukkan orang dengan afek datar, meliputi:

  • Sedikit atau bahkan tidak ada ekspresi emosi di wajahnya
  • Cara bicara monoton
  • Penampilan terkesan apatis
  • Menghindari kontak mata dengan orang lain
  • Kurangnya minat terhadap tanggapan, baik sifatnya verbal maupun non-verbal

3. Penyebab

ilustrasi pria sedang sedih (pexels.com/Nathan Cowley)

Afek datar kemungkinan terjadi akibat aktivitas otak yang tidak normal. Area khusus pada otak yang bertanggung jawab untuk menentukan respons terkait emosi mungkin kurang aktif sehingga termanifestasi menjadi “kurang emosi”.

Di samping itu, gejala afek datar tidak selalu diartikan bahwa orang tersebut tidak pernah mengalami emosi dan tidak berperasaan. Pada dasarnya mereka tetap bisa merasakan emosi hanya saja otak dan tubuh seolah kesulitan merepresentasikannya dalam bentuk reaksi fisik.

4. Kondisi terkait

ilustrasi perempuan membakar kertas (pexels.com/Vickie Intili)

Afek datar dapat memengaruhi beberapa orang terlebih dengan kondisi seperti berikut ini:

  • Depresi: orang depresi mengalami ketidakseimbangan zat kimia di otaknya, yakni neurotransmiter. Ini berhubungan dengan pengaturan suasana hati dan emosi. Itulah mengapa orang depresi lebih mungkin mengembangkan afek datar.
  • Skizofrenia: pengidap skizofrenia mengalami halusinasi baik secara visual maupun pendengaran. Mereka juga mengembangkan pola pikir yang salah, perilaku tidak teratur, dan afek datar.
  • Autisme: ini merupakan kondisi di mana gejala dan tingkat keparahan bervariasi disertai spektrum gangguan yang mencakup masalah komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku berulang. Beberapa di antara anak autisme juga mengalami gangguan secara intelektual yang membuat mereka sering menunjukkan afek datar.
  • Penyakit Parkinson: penyakit neurologis satu ini paling sering memengaruhi orang yang lebih tua dengan gejala yang ditunjukkan seperti, gerakan terbatas, resting tremor (tremor saat istirahat), kekakuan, serta koordinasi tubuh terganggu. Sementara itu, beberapa di antaranya juga mengalami demensia, depresi, kecemasan, dan afek datar.
  • Cedera otak traumatik: cedera ini bisa disebabkan oleh trauma benda tumpul, jatuh, atau situasi kekerasan yang menimbulkan afek datar pascatrauma. Selain itu, cedera otak akibat stroke (terlebih stroke sebelah kanan) dapat menyebabkan seseorang mengalami afek datar.

5. Perawatan

ilustrasi konsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS production)

Sebelum menetapkan opsi pengobatan terhadap afek datar, para ahli akan melakukan sejumlah prosedur diagnosis untuk menentukan penyebab pasti yang mendasarinya. Psikolog, terapis, dan dokter spesialis lainnya akan lebih mampu untuk menilai dan memberikan pengobatan serta perawatan pada pasien dengan afek datar. Tentunya setelah melewati proses evaluasi riwayat kesehatan menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik pasien.

Afek datar menjadi gejala dari beberapa kondisi medis tertentu. Ini sebenarnya bisa diobati selama individu yang bersangkutan mendapatkan perawatan yang tepat dan sesegera mungkin. Namun, bagi sebagian orang, afek datar mungkin sifatnya bisa permanen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team