Sebagai antiseptik, PVP-I ini memang banyak dimanfaatkan, namun setahun terakhir penelitian yang berkaitan dengan Povidone-Iodine ini terus berlanjut lho. Salah satu yang terbaru dan juga fenomenal adalah PVP-I ini juga termasuk ke dalam blueprint R&D WHO untuk terapi eksperimental melawan COVID-19, untuk itu, terapi eksperimental ini dianggap sangat penting untuk mendemonstrasikan aktivitas anti-virus secara langsung untuk melawan virus [2].
Karena penggunaannya yang luas, selain menjadi anti-bakteri dan anti-jamur, PVP-I juga telah menunjukkan aktivitas in vitro terhadap berbagai virus termasuk yang berkaitan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV seperti yang pernah dijelaskan pada jurnal-jurnal ilmiah sebelumnya.
Penelitian terbaru tahun 2021 Singapura, penggunaan antiseptik povidone-iodine mampu menurunkan risiko tertular virus COVID-19 di lingkungan yang beresiko tinggi. Dikutip dari situs Channelnewsasia, temuan dari peneliti Singapura itu didapat setelah uji klinis skala besar yang dilakukan pada Mei lalu, yang melibatkan lebih dari 3.000 pekerja migran yang tinggal di Tuas South Dormitory.
Selama percobaan enam minggu, para pekerja diberi semprotan tenggorokan povidone-iodine, yang dapat dibeli secara langsung, dan hydroxychloroquine oral, yang diberikan dengan menggunakan resep. Keduanya ternyata mampu mengurangi potensi infeksi virus corona, menurut penelitian tersebut.
“Ini adalah studi pertama yang menunjukkan manfaat profilaksis, atau terapi pencegahan dengan hydroxychloroquine oral dan semprotan tenggorokan povidone-iodine dalam mengurangi infeksi SARS-CoV-2 di antara individu yang dikarantina yang tinggal di lingkungan tertutup dengan potensi terpapar yang tinggi,” kata penulis utama dari studi klinis Associate Professor Raymond Seet the National University Hospital (NUH) [3].