ilustrasi leukemia (pexels.com/Anna Tarazevich)
European Chemicals Agency (ECHA) mengklasifikasikan etilen oksida sebagai mutagen, karsinogen, dan racun bagi organ reproduksi, seperti dijelaskan Food Safety Authority of Ireland. U.S. EPA menjelaskan, etilen oksida bersifat mutagen, artinya dapat mengubah DNA di dalam sel.
Anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap efek mutagenik ini. Beberapa bukti juga menunjukkan paparan etilen oksida dalam jumlah tinggi pada pekerja perempuan meningkatkan risiko keguguran.
International Agency for Research on Cancer juga memasukkan etilen oksida sebagai carcinogenic to humans atau karsinogen bagi manusia. Etilen oksida bisa memicu kanker karena kemampuannya yang dapat merusak DNA. Adanya paparan etilen oksida dalam jangka panjang meningkatnya risiko kanker sel darah putih dan kanker payudara.
Etilen oksida adalah gas yang digunakan untuk memproduksi antibeku, agen sterilisasi, serta ada pula yang memanfaatkannya sebagai pestisida fumigan untuk perawatan bahan pangan seperti bumbu dan rempah-rempah.
Penggunaan etilen oksida pada produk pangan tersebut dikhawatirkan meninggalkan residu yang tinggi, sehingga beberapa negara melarang penggunaannya untuk sterilisasi produk pangan.
Efek jangka pendek dalam jumlah besar menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, muntah, kelelahan, batuk, hingga sesak napas, sedangkan efek jangka panjang meningkatkan risiko keguguran, kanker sel darah putih, dan kanker payudara.