"Inilah karya terbaik saya! Kamu tidak pantas mengkritiknya! Tahu apa kamu?"
Pernah bertemu dengan orang yang menganggap dirinya pusat alam semesta? Menganggap dirinyalah yang terbaik (padahal hanya manusia biasa), tetapi saat diberi masukan malah marah? Atau... itu kamu?
Jika itu kamu, hati-hati! Bisa jadi, kamu mengidap narsisisme atau gangguan perilaku narsistik (narcissistic personality disorder).
Menurut penelitian berjudul "Prevalence, Correlates, Disability, and Comorbidity of DSM-IV Narcissistic Personality Disorder" oleh National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism pada 2009, setidaknya 7,7 persen laki-laki dan 4,8 persen perempuan di Amerika Serikat (AS) cenderung mengembangkan narsisisme selama hidup mereka.
Apa itu narsisisme? Bukan orang yang suka swafoto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjabarkan narsisisme sebagai,
"(1) Hal (keadaan) mencintai diri sendiri secara berlebihan. (2) Hal (keadaan) mempunyai kecenderungan (keinginan) seksual dengan diri sendiri."
Sering kali dianggap remeh, perilaku narsisisme, jika tidak segera ditangani, hanya akan merugikan orang lain dan (kebanyakan) diri pengidapnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri narsisisme.