6 Fakta Penuaan Sistem Imun Tubuh dan Cara Mencegahnya

Apa yang terbesit dalam pikiranmu saat kamu menua? Sakit pinggang? Pikun? Katarak? Tidak salah.
Akan tetapi, apakah kamu tahu kalau sistem kekebalan tubuh juga ikut menua seiring bertambahnya usia? Karena imun tidak seresponsif dan setangguh dulu, penyakit silih berganti datang.
Untungnya, dengan adanya sanitasi dan layanan kesehatan, angka harapan hidup manusia pun bertambah dibanding beratus-ratus tahun sebelumnya. Akan tetapi, gaya hidup manusia yang terus berubah membuat imun "kalang kabut" di usia senja.
1. Perubahan gaya hidup seiring zaman
Sejatinya, manusia memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Dibanding dengan kerabat manusia yang paling dekat, simpanse dan gorila, yang hidup 10-15 tahun saja setelah mencapai usia dewasa, angka harapan hidup manusia lebih dari itu.
Menurut sebuah studi gabungan di benua Eropa dan Amerika berjudul "The emergence of longevous populations" dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) tahun 2016, setelah garis evolusi manusia terputus dengan primata lain, angka harapan hidup leluhur kita terus bertambah selama 5 juta tahun ke depan.
Sudah lebih dari 250 tahun berjalan sejak abad ke-18 hingga sekarang, angka harapan hidup tersebut terus bertambah, apalagi sejak manusia sadar akan sanitasi dan layanan kesehatan makin mudah didapat.
Kita hidup di masa manusia hidup dengan rata-rata angka harapan hidup tinggi. Namun, sepanjang sejarah evolusi, manusia telah menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang berbeda, sehingga angka harapan hidup manusia pun ikut terdampak.
Akibatnya, tidak hanya kekebalan melemah di usia tua, sistem imun manusia pun juga menjadi tidak stabil. Hal tersebut memengaruhi dua cabang sistem kekebalan: kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Fenomena ini disebut inflamm-ageing oleh para peneliti.