Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bedah plastik rekonstruksi memiliki lima sub spesialistik, yakni luka bakar, kraniofasial, bedah mikro, bedah tangan, dan genetalia externa. Di sub spesialistik luka bakar, dokter bedah plastik bertanggung jawab tidak hanya di saat operasi, tetapi juga terkait terapi cairan, antibiotik, hingga penutupan luka baik tembel kulit (skin graft) hingga memindahkan jaringan beserta pembuluh darahnya (flap).
Apakah berhenti sampai di sana? Tentu tidak, karena dokter masih perlu bertanggung jawab untuk pencegahan komplikasi fase lanjut seperti keloid dan kontraktur.
"Selanjutnya di sub spesialistik kraniofasial, dokter bedah plastik akan menangani kelainan kraniofasial bawaan, seperti bibir sumbing, celah langit-langit, facial cleft, dan craniosynostosis. Dokter juga menangani kraniofasial trauma, yaitu penanganan bedah plastik akibat kecelakaan," terang lulusan Universitas Airlangga ini.
Selain itu, ada pula sub spesialistik bedah tangan, di mana dokter akan menangani kelainan tangan bawaan dan trauma. Kelainan bawaan ialah sindaktili (jari menempel) dan polidaktili (jari lebih dari 5), serta menangani trauma seperti patah tulang tangan dan jari putus sehingga pembuluh darahnya harus disambung lagi.
Tak ketinggalan, ada bedah mikro yang memerlukan mikroskop untuk operasinya. Bedah mikro dibutuhkan jika ada kelainan keganasan. Jika keganasan sudah dibuang lalu meninggalkan defek luas, maka perlu diambilkan kulit dan pembuluh darah dari bagian tubuh lain, misalnya dari kulit paha untuk wajah.
Dan terakhir ada genetalia externa yang menangani kelainan bawaan seperti hipospadia, yaitu lubang kencing tidak di ujung penis, melainkan di batang penis bagian bawah. Sub spesialistik ini juga mencakup operasi kelamin, tetapi tidak semua orang dan tidak semua rumah sakit mendapatkan izin untuk melakukan prosedur ini.