ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)
Menurut keterangan dari American College of Rheumatology (ACR), dokter akan mencurigai fibromialgia berdasarkan gejala yang dialami pasien. Dokter mungkin akan mencari nyeri tekan atau titik nyeri pada sejumlah titik tertentu pada pasien.
Pemeriksaan fisik dapat membantu mendeteksi nyeri tekan dan menyingkirkan kemungkinan penyebab nyeri otot lainnya. Tidak ada tes diagnostik (seperti rontgen atau tes darah) untuk masalah ini. Namun, pasien mungkin memerlukan tes untuk menyingkirkan masalah kesehatan lain yang gejalanya mirip fibromialgia.
Karena nyeri tubuh yang meluas adalah ciri utama fibromialgia, dokter akan meminta pasien untuk menggambarkan rasa sakit yang dialami. Ini dapat membantu membedakan fibromialgia dan penyakit lain dengan gejala serupa.
Kondisi lain seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) dan polymyalgia rheumatica kadang gejalanya serupa dengan fibromialgia. Tes darah dapat mengetahui apakah pasien memiliki salah satu dari masalah tersebut. Kadang, fibromialgia juga sering dikira artritis reumatoid atau lupus. Namun, ada perbedaan dalam gejala, temuan fisik, dan tes darah yang akan membantu dokter mendeteksinya.
Dulunya dokter akan memeriksa 18 titik spesifik tubuh untuk melihat berapa banyak yang terasa sakit saat ditekan dengan kuat. Pedoman terbaru dari ACR tidak memerlukan uji tersebut.
Faktor utama yang diperlukan untuk mendiagnosis fibromialgia adalah rasa sakit yang menyebar ke seluruh tubuh yang dirasakan selama setidaknya 3 bulan. Untuk memenuhi kriteria tersebut, pasien harus merasakan nyeri setidaknya pada empat dari lima area berikut:
- Daerah atas kiri, termasuk bahu, lengan atau rahang
- Daerah kanan atas, termasuk bahu, lengan atau rahang
- Daerah kiri bawah, termasuk pinggul, bokong atau kaki
- Daerah kanan bawah, termasuk pinggul, bokong atau kaki
- Daerah aksial, yang meliputi leher, punggung, dada atau perut