ilustrasi obat fluoxetine (flickr.com/David Jackmanson)
Sebelum mengonsumsi fluoxetine, pasien dan keluarga pasien harus berhati-hati terhadap pemikiran terkait bunuh diri atau depresi yang mungkin muncul atau memburuk.
Waspadai pula perubahan perasaan yang tiba-tiba seperti cemas, sangat gelisah, panik, mudah tersinggung, agresif, impulsif, terlalu bersemangat, hiperaktif, atau tidak bisa tidur.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama pada masa awal pengobatan atau setelah dilakukan perubahan dosis, segera hubungi dokter.
Rasa kantuk atau pusing bisa juga dialami sebagai efek samping. Jadi, jangan mengemudi, mengoperasikan mesin atau peralatan berat tertentu, atau melakukan kegiatan lain yang butuh kewaspadaan mental tingkat tinggi selama mengonsumsi obat ini.
Jangan berdiri atau duduk dengan cepat, terutama bila pengonsumsinya sudah berusia lanjut.
Hindari juga minuman beralkohol karena ini bisa mengganggu efek obat.
Mengonsumsi fluoxetine bisa memengaruhi kadar gula darah. Pasien diabetes harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar penggunaan obat ini lebih aman.
Setidaknya diperlukan beberapa minggu sampai efek maksimal dari obat ini dapat terlihat dan terasa, sehingga pemeriksaan rutin untuk memeriksa kemajuan perlu dilakukan.
Dilansir Cleveland Clinic, penting untuk memberi tahu dokter jika kamu memiliki atau sedang mengalami:
- Gangguan bipolar atau memiliki riwayat keluarga gangguan bipolar.
- Gangguan pendarahan.
- Glaukoma.
- Penyakit jantung.
- Penyakit hati.
- Kadar natrium yang rendah dalam darah.
- Kejang.
- Pikiran, rencana, atau upaya bunuh diri; percobaan bunuh diri sebelumnya oleh kamu atau anggota keluarga.
- Menggunakan obat seperti carbex, eldepryl, marplan, nardil, dan parnate.
- Mengonsumsi obat untuk mengobati atau mencegah pembekuan darah.
- Penyakit tiroid
- Reaksi yang tidak biasa atau alergi terhadap fluoxetine, obat-obatan lain, makanan, pewarna, atau pengawet.
- Hamil atau mencoba untuk hamil.
- Menyusui.