ilustrasi metabolisme (elitethrive.com)
Orang dengan kelainan metabolisme genetik ini memiliki mutasi pada gen MAT1A, GNMT, atau AHCY. Beberapa orang dengan hypermethioninemia mungkin tidak mengalami gejala, sementara yang lainnya mungkin mengembangkan masalah neurologis, masalah hati, serta napas, keringat, atau urine yang berbau seperti kubis yang direbus mendidih.
Bau tersebut dapat terjadi karena pengidap hypermethioninemia memiliki penyakit hati atau telah mengonsumsi protein dalam jumlah besar.
Bau tersebut timbul akibat tubuh tidak dapat memecah asam amino tertentu yang disebut dengan metionina dalam darah. Akibatnya, metionina menumpuk dan menyebabkan bau. Kondisi ini juga terjadi pada orang dengan penyakit hati atau makan protein dalam jumlah besar.
Berbagai gangguan metabolisme dapat menyebabkan bau mulut. Ini termasuk diabetes, penyakit ginjal kronis, dan penyakit hati, serta kelainan genetik seperti trimetilaminuria.
Sebaiknya temui dokter jika bau napas terasa kuat atau tidak sedap dan kondisi ini tidak hilang atau berlangsung terus-menerus.
Selain itu, apabila orang dengan diabetes mendapati perubahan pada bau napasnya, segera cek ke dokter karena ini mungkin mengindikasikan ketoasidosis diabetik yang merupakan kondisi serius.
Referensi
Nenova-Nogalcheva, Anna, and Desislava Konstantinova. "Halitosis in Patients with End-Stage Chronic Kidney Disease Undergoing Chronic Dialysis Treatment." International Journal of Science and Research 5, no. 12 (December 2016): 2319–7064. I
Antonio De Vincentis et al., “Exhaled Breath Analysis in Hepatology: State-of-the-art and Perspectives,” World Journal of Gastroenterology 25, no. 30 (August 14, 2019): 4043–50, https://doi.org/10.3748/wjg.v25.i30.4043.
Alicia Hillert et al., “The Genetic Landscape and Epidemiology of Phenylketonuria,” The American Journal of Human Genetics 107, no. 2 (July 14, 2020): 234–50, https://doi.org/10.1016/j.ajhg.2020.06.006.
"What to know about metabolic disorders and bad breath." Medical News Today. Diakses April 2025.