Gangguan Psikosomatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Dalam dunia kedokteran jiwa, ada istilah gangguan psikosomatik atau psychosomatic disorder. Ini adalah kondisi psikologis yang melibatkan terjadinya gejala fisik, umumnya tanpa penjelasan medis. Gangguan psikosomatik juga kadang disebut sebagai gangguan gejala somatik, gejala somatik, atau nyeri somatik.
Orang dengan gangguan psikosomatik mungkin memiliki pikiran, perasaan, atau kekhawatiran yang berlebihan tentang gejalanya, yang mana ini memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik.
Orang dengan gangguan ini biasanya tidak melaporkan gejala gangguan psikiatri yang jelas. Sebaliknya, mereka yakin keluhannya ini bersumber dari kondisi medis. Mereka cenderung mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan tes dan perawatan, sering kali tidak menerima diagnosis, yang mana ini bisa menyebabkan rasa frustrasi.
1. Gejala
Dilansir Cleveland Clinic, gejala gangguan psikosomatik bisa memengaruhi bagian tubuh mana pun. Contoh umumnya:
- Kelelahan.
- Insomnia.
- Nyeri, misalnya nyeri otot atau sakit punggung.
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Sulit bernapas atau sesak napas.
- Gangguan pencernaan.
- Sakit kepala dan migrain.
- Disfungsi ereksi atau impotensi.
- Ruam kulit atau dermatitis.
- Ulkus peptikum.
Menambahkan dari Mayo Clinic, nyeri adalah gejala paling umum. Namun, apa pun gejalanya, penderitanya memiliki pikiran, perasaan, atau perilaku berlebihan terhadap gejala fisik yang dialaminya. Ini dapat menyebabkan masalah signifikan, membuat individu sulit berfungsi dan terkadang terasa melumpuhkan. Pikiran, perasaan, dan perilaku ini dapat mencakup:
- Kekhawatiran terus-menerus tentang penyakit potensial.
- Melihat sensasi fisik normal sebagai tanda penyakit fisik yang parah.
- Ketakutan bahwa gejala-gejala yang dialami serius, bahkan bila tidak ada bukti nyata adanya penyakit medis.
- Berpikir bahwa sensasi fisik yang dirasakannya mengancam atau berbahaya.
- Merasa bahwa evaluasi dan pengobatan medis tidak memadai.
- Ketakutan bahwa aktivitas fisik mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh.
- Berulang kali tubuh untuk kelainan atau penyakit.
- Sering melakukan kunjungan ke penyedia layanan kesehatan dan ini tidak menghilangkan kekhawatiran atau malah memperburuknya.
- Tidak responsif terhadap pengobatan medis atau atau sangat sensitif terhadap efek samping obat.
- Memiliki gangguan yang lebih parah daripada yang biasanya diantisipasi dari kondisi medis.
Untuk gangguan gejala somatik, yang lebih penting daripada gejala fisik spesifik yang dialami adalah cara penderitanya menafsirkan dan bereaksi terhadap gejala tersebut, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.