ilustrasi pasien Parkinson (elationhealth.com)
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukanlah sebuah riset gabungan di Polandia dan Italia pada 2019 bertajuk "Infectious Etiologies of Parkinsonism". Ini karena beredarnya temuan gejala Parkinson pada pasien influenza.
Para peneliti kemudian menganalisis data virus influenza, herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), Epstein-Barr, varicella-zoster, hepatitis C, Japanese encephalitis, West Nile, dan HIV. Mereka juga mengemukakan bahwa beberapa pasien pandemi influenza pada tahun 1918 juga mengidap Parkinsonisme.
Meskipun begitu, para peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara infeksi influenza dengan Parkinsonisme. Ini karena inflamasi pada pasien tidak selalu mengarah ke penyakit Parkinson. Malah, Parkinsonisme bisa dianggap sebagai bagian dari respons tubuh terhadap gangguan sistem kekebalan.
ilustrasi tremor (microbiomepost.com)
Akan tetapi, di sisi lain, terdapat banyak laporan yang mengatakan adanya gejala Parkinson yang menyertai pasien dengan influenza. Pada beberapa minggu pertama setelah infeksi, beberapa pasien melaporkan kesulitan berjalan dan tremor.
Menurut sebuah riset tahun 1999 di Jepang, "Viral etiology for Parkinson's disease", beberapa peneliti mengungkapkan bahwa virus influenza A bisa memiliki peran dalam gejala mirip Parkinson pada pasiennya.
Meskipun mungkin, para peneliti juga berspekulasi bahwa Parkinsonisme jarang terjadi pada kasus influenza parah karena inflamasi yang terkait dengan respons sistem imun terhadap invasi virus. Oleh karena itu, beberapa ilmuwan yakin ada hubungan antara Parkinsonisme dan infeksi virus, termasuk SARS-CoV-2.