Melansir dari Daily Sabah, varian B117 menjadi dominan di Denmark pada pertengahan Februari lalu. Tercatat, hampir dua pertiga dari semua infeksi baru dipicu oleh strain B117.
Lebih lanjut, penelitian di Denmark menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian virus corona yang lebih menular, seperti B117, memiliki risiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit. Dari 2.155 orang yang terinfeksi varian B117, 128 orang dirawat di rumah sakit, yang mana lebih tinggi 64 persen dari varian lain.
Sementara, menurut Jens Spahn, Menteri Kesehatan Jerman, varian virus corona B117 menyumbang 22 persen dari semua infeksi baru di negara itu. Padahal, dua minggu sebelumnya, jumlah kasus akibat strain B117 hanya 6 persen saja, melansir dari Deutsche Welle (DW). Dikhawatirkan, varian baru ini bisa menyebabkan lonjakan infeksi lagi.
Untuk menghadapi lonjakan kasus, Jerman merencanakan tes antigen gratis untuk semua penduduk mulai Maret. Selain itu, bisnis yang kurang esensial ditutup sementara dan pertemuan pribadi dibatasi. Langkah-langkah ini diharapkan bisa mengurangi tingkat infeksi.
Dengan hadirnya varian B117 di Indonesia, tentunya kita harus lebih waspada sekaligus mendukung program vaksinasi massal yang tengah digalakkan. Bila tiba giliranmu untuk menerima vaksin, jangan menundanya. Selain itu, tetap lindungi diri dengan 5M: memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.