GERD didiagnosis lewat wawancara klinis dan pemeriksaan penunjang.
GERD-Q
GERD-Q adalah kuesioner untuk menilai respons pasien terhadap terapi yang telah dijalani, dan membantu dalam memilih terapi. GERD-Q juga memiliki kemampuan untuk menilai dampak relatif GERD terhadap kehidupan pasien. Pasien akan menjawab setiap pertanyaan di kuesioner tersebut sesuai dengan frekuensi gejala yang dirasakan dalam kurun waktu tujuh hari terakhir. Setelah mengisi seluruh pertanyaan, skor akan dijumlahkan. Hasil skor lebih dari 8 menunjukkan bahwa pasien kemungkinan mengalami GERD.
Tes PPI (proton pump inhibitor)
PPI adalah golongan obat yang bekerja pada sel-sel lambung untuk menurunkan produksi asam. Tes PPI dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala tipikal, seperti heartburn dan regurgitasi tanpa adanya tanda bahaya.
Tes dilakukan dengan memberikan obat PPI dosis ganda selama 1-2 minggu tanpa pemeriksaan endoskopi. Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan muncul kembali saat PPI dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.
Endoskopi saluran cerna atas
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas (esofagogastroduodenoskopi/EGD) memungkinkan dokter melihat langsung lapisan kerongkongan, lambung, dan duodenum dengan alat teropong seperti selang berkamera yang dimasukkan melalui mulut.
Endoskopi pada pasien GERD terutama ditujukan pada pasien dengan tanda bahaya, yaitu:
Disfagia: sulit menelan yang progresif.
Odinofagia: sakit saat menelan.
Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Anemia.
Hematemesis (muntah darah) dan/atau melena (tinja berwarna hitam).
Riwayat keluarga dengan kanker lambung dan/atau kerongkongan.
Penggunaan obat pereda nyeri seperti golongan NSAID dalam jangka waktu lama.
Usia di atas 40 tahun di daerah prevalensi kanker lambung tinggi.
Tidak merespons terhadap terapi GERD, seperti obat PPI.
Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat melihat adanya peradangan di kerongkongan dan lambung, serta komplikasinya. Selama prosedur, dokter juga dapat mengumpulkan sampel jaringan (biopsi) untuk dianalisis lebih lanjut. Pemeriksaan jaringan dapat menentukan apakah perkembangan sel normal (metaplasia), tidak normal yang belum tentu berbahaya (displasia), atau tidak normal yang berbahaya (kanker).
Pemeriksaan pH-metri
Tes ini terdiri dari tabung kecil yang dimasukkan dalam hidung sampai ke kerongkongan setinggi LES. Sensor pH di ujung tabung mengukur paparan asam di kerongkongan yang disambungkan ke alat portabel. Probe pH dipakai selama 24 jam terus-menerus. Tabung lalu dikeluarkan dan hasil dari alat portabel diinterpretasikan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika dokter belum bisa menegakkan gejala pasien terkait dengan GERD atau jika pasien tidak merespons terapi PPI.
Baru-baru ini, alat pengukur pH nirkabel berbentuk kapsul telah dikembangkan sehingga tidak diperlukan tabung kecil melalui hidung ke kerongkongan. Sensor pH mengirimkan data ke alat portabel mengenai paparan asam di kerongkongan.
Manometri esofagus
Manometri esofagus adalah suatu prosedur tes yang digunakan untuk mengukur fungsi LES dan otot-otot esofagus. Pemeriksaan ini tidak khusus untuk pemeriksaan GERD, tetapi lewat tes ini dapat diketahui apakah ada kelemahan pada LES yang memungkinkan asam lambung akan lebih mudah naik ke kerongkongan.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil ke dalam kerongkongan yang dihubungkan dengan alat perekam tekanan untuk mengukur kontraksi otot kerongkongan ketika pasien menelan.
Esofagografi barium
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien menelan barium (zat kontras) dan ahli radiologi akan memvisualisasikan kerongkongan dan lambung di bawah fluoroskopi. Tes ini dapat membantu mendeteksi jika ada masalah dengan striktur di kerongkongan atau jika ada hiatal hernia. Pemeriksaan ini juga dapat memperkirakan tingkat kontraksi otot kerongkongan.
Namun, esofagografi barium tidak dapat menentukan apakah pasien mengalami peradangan ringan pada kerongkongan atau sudah komplikasi menjadi esofagus Barrett. Walaupun pemeriksaan ini tidak sensitif untuk diagnosis GERD, tetapi dalam kondisi tertentu pemeriksaan ini punya kelebihan dibandingkan endoskopi dalam kondisi adanya penyempitan kerongkongan dan hiatal hernia.