Glandular Fever (Demam Kelenjar): Gejala, Penyebab, Pengobatan

Demam kelenjar atau glandular fever adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan infeksi virus akut yang disebut mononukleosis infeksius. Di masa lalu, kondisi ini dikenal sebagai "kissing disease" atau mono.
Sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, gejala demam kelenjar di antaranya berupa demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Untuk ulasan lebih lanjut mengenai demam kelenjar, baca terus penjelasannya di bawah ini, ya.
1. Penyebab
Mengutip Medical News Today, demam kelenjar biasanya disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes yang sangat menular. Menurut sebuah laporan dalam jurnal American Family Physician tahun 2015, diperkirakan 90 persen orang di dunia memiliki infeksi EBV. Akan tetapi, terinfeksi virus ini tidak selalu menimbulkan gejala atau menyebabkan demam kelenjar.
Sebagian besar infeksi EBV terjadi selama masa kanak-kanak. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan menghasilkan antibodi untuk melawan virus.
Virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidup, tertidur di tenggorokan dan sel darah. Antibodi memberikan kekebalan seumur hidup dan demam kelenjar muncul lagi untuk yang kedua kalinya.
Meski demikian, kadang virus bisa kembali aktif. Ini terkadang dapat menyebabkan gejala, terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Namun, infeksi EBV tidak selalu menyebabkan demam kelenjar atau gejala apa pun.
Seseorang yang tertular infeksi saat remaja atau dewasa muda lebih mungkin untuk mengembangkan demam kelenjar. Ini terutama muncul pada usia 15-24 tahun. Diperkirakan setidaknya 1 dari 4 orang dewasa muda dengan infeksi EBV mengalami demam kelenjar. Penyakit ini juga bisa memengaruhi kelompok usia lain namun lebih jarang.
2. Gejala
Seperti dipaparkan di laman NI Direct, gejala demam kelenjar diperkirakan makan waktu sekitar 1 hingga 2 bulan untuk berkembang setelah infeksi virus. Gejala paling umumnya meliputi:
- Demam.
- Sakit tenggorokan yang biasanya parah, tetapi pada orang dewasa yang lebih tua, atau anak yang sangat muda, infeksi mungkin terjadi tanpa sakit tenggorokan.
- pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan mungkin di bagian lain tubuh, seperti di bawah ketiak.
- Kelelahan ekstrem.
Demam kelenjar juga dapat menyebabkan:
- Rasa tidak enak badan secara umum.
- Nyeri otot.
- Menggigil.
- Berkeringat.
- Hilang nafsu makan.
- Nyeri di sekitar atau di belakang mata.
- Pembengkakan tonsil dan adenoid (benjolan kecil jaringan di bagian belakang hidung) yang bisa memengaruhi pernapasan.
- Bagian dalam tenggorokan akan sangat merah dan mungkin terdapat lapisan keputihan.
- Bintik-bintik merah atau ungu di langit-langit mulut.
- Ruam.
- Bengkak atau sembap di sekitar mata.
- Nyeri tekan di perut atau perut bengkak.
- Penyakit kuning atau jaundice.
Beberapa gejala tersebut mungkin berkembang beberapa hari sebelum empat gejala utama yang disebutkan di atas muncul.
Gejala demam kelenjar bisa sangat tidak nyaman, dan sebagian besar akan membaik dalam 2 hingga 3 minggu. Namun, gejala kelelahan kadang bisa bertahan hingga beberapa bulan.
3. Diagnosis
Gejala demam kelenjar mirip dengan gejala akibat infeksi virus lainnya. Oleh karena itu, mungkin akan sulit untuk mendiagnosis kondisi ini hanya dengan pemeriksaan dokter.
Untuk menegakkan diagnosis, tes darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi antibodi tertentu dan memastikan apakah pasien menderita demam kelenjar. Jika tes darah negatif tetapi dokter mencurigai pasien memiliki demam kelenjar, maka pasien mungkin perlu melakukan tes darah ulang beberapa minggu kemudian, mengutip Patient.
4. Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kelenjar. Pasien tidak perlu diisolasi dari orang lain. Setelah mengalami demam kelenjar, seseorang akan mengembangkan resistansi yang tinggi terhadap infeksi lebih lanjut. Namun, pada orang dengan sistem kekebalan lemah, virus bisa kembali aktif, mengutip Better Health Channel.
Meskipun demam kelenjar tidak bisa diobati, tetapi pengobatan tetap perlu untuk meredakan gejalanya dan mengatasi ketidaknyamanan. Yang bisa dilakukan di antaranya:
- Istirahat sesuai kebutuhan.
- Tetap terhidrasi dengan baik.
- Gunakan obat bebas seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai aturan untuk mengatasi demam atau nyeri.
- Berkumur dengan segelas air hangat untuk meredakan sakit tenggorokan. Mengisap permen atau pelega tenggorokan bebas gula juga dapat membantu.
5. Pencegahan
Berikut ini cara mencegah penyebaran demam kelenjar:
- Terapkan praktik kebersihan yang baik, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah bersin dan batuk dan sebelum menyentuh orang lain.
- Hindari berbagi wadah minuman atau makanan.
- Bersihkan barang-barang yang terdapat kotoran hidung dan tenggorokan, misalnya saputangan.
- Hindari kontak air liur dengan orang yang terinfeksi atau mungkin terinfeksi demam kelenjar. Bila kamu mengalami demam kelenjar, hindari kontak air liur dengan lain.
Mengecualikan anak-anak dari penitipan anak umumnya tidak disarankan karena:
- Kebanyakan orang terinfeksi oleh pembawa asimtomatik (orang yang tidak memiliki gejala)
- Dianggap tidak praktis, karena virus dikeluarkan selama berbulan-bulan setelah tahap penyakit awal.
6. Komplikasi yang bisa terjadi
Komplikasi yang berkaitan dengan demam kelenjar tergolong tidak umum. Namun, ketika komplikasi muncul, ini bisa serius dan dapat meliputi:
- Infeksi lebih lanjut pada area tubuh lain, seperti otak, lever, dan paru-paru.
- Anemia parah.
- Kesulitan bernapas akibat tonsil yang bengkak secara signifikan.
- Ruptur limpa, yang mana kondisi ini mungkin memerlukan pembedahan.
- Inflamasi lever ringan (hepatitis), yang dapat menyebabkan kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice).
- Kadar trombosit yang rendah (trombositopenia).
- Kondisi neurologis seperti sindrom Guillain-Barré atau Bell's palsy.
Segera cari pertolongan medis bila mengalami demam kelenjar dan merasakan nyeri tajam di bagian bawah dada kiri, merasa pusing atau kebingungan, penglihatan kabur, atau pingsan.
Beberapa orang mengalami kelelahan dan mengantuk selama lebih dari 6 bulan setelah infeksi. Selain itu, penyakit bisa lebih parah pada orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, seperti orang pernah menjalani transplantasi organ.
Demikianlah ulasan seputar demam kelenjar atau glandular fever. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan merasa lebih baik dalam 2–4 minggu, tetapi kelelahan mungkin akan dirasakan terus-menerus selama beberapa bulan. Sebagian besar pasien bisa pulih secara penuh.