ilustrasi virus Epstein-Barr (commons.wikimedia.org/National Cancer Institute)
Mengutip Medical News Today, demam kelenjar biasanya disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes yang sangat menular. Menurut sebuah laporan dalam jurnal American Family Physician tahun 2015, diperkirakan 90 persen orang di dunia memiliki infeksi EBV. Akan tetapi, terinfeksi virus ini tidak selalu menimbulkan gejala atau menyebabkan demam kelenjar.
Sebagian besar infeksi EBV terjadi selama masa kanak-kanak. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan menghasilkan antibodi untuk melawan virus.
Virus tetap berada di dalam tubuh seumur hidup, tertidur di tenggorokan dan sel darah. Antibodi memberikan kekebalan seumur hidup dan demam kelenjar muncul lagi untuk yang kedua kalinya.
Meski demikian, kadang virus bisa kembali aktif. Ini terkadang dapat menyebabkan gejala, terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Namun, infeksi EBV tidak selalu menyebabkan demam kelenjar atau gejala apa pun.
Seseorang yang tertular infeksi saat remaja atau dewasa muda lebih mungkin untuk mengembangkan demam kelenjar. Ini terutama muncul pada usia 15-24 tahun. Diperkirakan setidaknya 1 dari 4 orang dewasa muda dengan infeksi EBV mengalami demam kelenjar. Penyakit ini juga bisa memengaruhi kelompok usia lain namun lebih jarang.