ilustrasi pandemi flu tahun 1918 (healthline.com)
Berdasarkan laporan berjudul "The true historical origin of convalescent plasma therapy" dalam jurnal Transfusion and Apheresis Science tahun 2020, penggunaan plasma konvalesen, strategi imunisasi pasif yang telah diterapkan dalam pencegahan dan pengobatan infeksi epidemi selama lebih dari 100 tahun, telah diusulkan dan dilakukan juga selama pandemi COVID-19. Umumnya penggunaan plasma konvalesen selama pandemi influenza A Spanyol / H1N1 (pandemi 1918-1920) telah dilaporkan sebagai aplikasi pertama.
Sebenarnya, uji coba plasma konvalesen pada pasien telah lama digunakan juga sebelum pandemi influenza Spanyol. Sebagai contoh, ini dicoba sebagai pengobatan medis untuk kelumpuhan akut pada wabah poliomielitis di New York tahun 1916.
Lagi, masih di tahun yang sama, terapi plasma konvalesen diterapkan untuk mengatasi epidemi campak di Tunisia.
Tahun 1915, terapi yang sama dilakukan untuk mengobati gondongan dan mencegah komplikasi testis.
Adapun tokoh pertama yang menguji coba plasma konvalesen sebagai alat terapi adalah Francesco Cenci. Sejatinya, ia adalah seorang dokter kesehatan masyarakat yang bekerja di sebuah kota kecil di Italia Tengah dekat Perugia. Tujuannya untuk melindungi anak-anak yang terkena infeksi campak.