12 Hal yang Terjadi pada Tubuh Setelah Berhenti Vaping

Pertama kali masuk pasaran pada 2003 di China, rokok elektronik atau vaporizer alias vape kini populer di kalangan generasi Z dan milenial dengan berbagai varian rasa dan aromanya. Konon, vape tercipta sebagai alternatif rokok yang lebih sehat.
Meskipun diklaim lebih aman dibanding rokok konvensional, tetapi makin ke sini makin banyak penelitian yang membuktikan bahwa rokok elektrik ini juga tak kalah berisiko bagi kesehatan, terutama pernapasan. Malah, di masa pandemik COVID-19, vaping dikatakan dapat meningkatkan risiko gejala berat, komplikasi, dan kematian akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 ini.
Layaknya rokok konvensional, vape juga bisa membuat penikmatnya kecanduan. Memang, sulit untuk berhenti dari vaping dalam semalam. Namun, tak ada kata terlambat untuk melakukannya. Untuk memotivasimu berhenti vaping, inilah beberapa hal yang akan terjadi pada tubuh yang perlu kamu ketahui.
1. 20 menit: peningkatan kondisi kardiovaskular dan pernapasan
Dalam 20 menit setelah berhenti vaping, detak jantung kembali normal, tekanan darah turun, dan sirkulasi darah kembali lancar. Selain kardiovaskular, sistem pernapasan pun dijamin ikut membaik.
“Ketika berhenti vaping, pernapasan jadi lebih ringan dan aliran udara lebih jernih,” kata Caleb Backe, pakar kesehatan dan kebugaran bersertifikat untuk Maple Holistics kepada The Healthy.
Menurut riset di China pada tahun 2018, "Safety Assessment of Electronic Cigarettes and Their Relationship with Cardiovascular Disease", vape memiliki dua bahan utama yaitu propilen glikol dan gliserin nabati. Saat dipanaskan, kedua senyawa ini menghasilkan senyawa kimia yang berbahaya untuk saluran pernapasan.