Pertama kali masuk pasaran pada 2003 di China, rokok elektronik atau vaporizer alias vape kini populer di kalangan generasi Z dan milenial dengan berbagai varian rasa dan aromanya. Konon, vape tercipta sebagai alternatif rokok yang lebih sehat.
Meskipun diklaim lebih aman dibanding rokok konvensional, tetapi makin ke sini makin banyak penelitian yang membuktikan bahwa rokok elektrik ini juga tak kalah berisiko bagi kesehatan, terutama pernapasan. Malah, di masa pandemik COVID-19, vaping dikatakan dapat meningkatkan risiko gejala berat, komplikasi, dan kematian akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 ini.
Layaknya rokok konvensional, vape juga bisa membuat penikmatnya kecanduan. Memang, sulit untuk berhenti dari vaping dalam semalam. Namun, tak ada kata terlambat untuk melakukannya. Untuk memotivasimu berhenti vaping, inilah beberapa hal yang akan terjadi pada tubuh yang perlu kamu ketahui.