ilustrasi pemeriksaan anak oleh dokter (pexels.com/CDC)
Guru Besar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, M.S., SpOk(K), Ph.D, yang ikut serta dalam penelitian ini, menyebutkan bahwa temuan kadar timbal darah pada anak dalam penelitian merupakan keadaan mendesak untuk ditangani.
Penanganan yang terlambat dapat memengaruhi kualitas generasi mendatang, karena tumbuh kembang anak akan terhambat, serta peningkatan angka penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya.
Masyarakat diimbau agar mengetahui apa saja yang berpotensi menjadi sumber paparan timbal dan melakukan upaya pencegahan.
Pada tingkat rumah tangga, perlu menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan alas kaki saat bermain atau ke luar rumah, berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, serta memberi anak ASI eksklusif dan makanan bergizi seimbang.
Jika anak memiliki keluhan akibat paparan timbal, anggota keluarga harus membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat penanganan medis yang tepat.
Dari hasil penelitian, sebagian besar anak memiliki kadar timbal darah melebihi batas rekomendasi WHO. Paparan timbal pada anak dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Kontaminasi dari aktivitas daur ulang aki bekas yang tidak sesuai standar dapat mencemari tanah sehingga menjadi sumber paparan timbal.