ilustrasi virus hepatitis E (pei.de)
Sebagian besar kasus hepatitis E disebabkan oleh kualitas air yang buruk, seperti air yang telah terkontaminasi dengan tinja seseorang yang telah terinfeksi atau bisa juga karena perilaku kebersihan yang buruk. Umumnya, penyebaran penyakit seperti ini banyak dilaporkan di negara-negara berkembang.
Berbeda halnya dengan negara maju, yang mana umumnya penularan terjadi lewat hewan ke manusia. Misalnya lewat konsumsi daging yang tidak sepenuhnya matang yang sebelumnya sudah terinfeksi, contohnya rusa dan babi.
Bahkan, menurut NIDDK, pada kasus yang jarang, hepatitis E juga bisa ditularkan lewat transfusi darah.
Selain itu, untuk ibu hamil dan orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah, mereka juga lebih berisiko terserang penyakit ini. Bahkan, ibu hamil yang telah terjangkit berpotensi untuk menularkan hepatitis E kepada janinnya, serta meningkatkan risiko kematian pada ibu hamil hingga 20 persen pada bulan terakhir kehamilan.