Ada banyak penyebab hepatitis. Tidak semua terkait dengan hepatitis fulminan, tetapi ada banyak tumpang tindih.
Menurut laporan dalam jurnal Liver Transplantation tahun 2008, penyebab paling umum dari hepatitis fulminan adalah:
- Overdosis, khususnya asetaminofen.
- Hepatitis virus, terutama hepatitis B.
Umumnya, virus adalah penyebab paling umum dari hepatitis fulminan, sedangkan overdosis asetaminofen lebih sering terjadi di Amerika Serikat dan Inggris. Overdosis dapat disengaja maupun tidak.
Secara umum, penyebab hepatitis fulminan dapat dibagi menjadi virus, toksin, dan penyebab lainnya yang lebih jarang.
Virus
Virus paling umum yang terkait dengan hepatitis fulminan adalah:
- Virus hepatitis A.
- Virus hepatisis B, penyebab utama hepatitis fulminan.
- Virus hepatitis E.
- Virus varicella-zoster.
- Virus herpes simpleks.
- Parvovirus B19.
- Virus Epstein-Barr.
Umumnya, saat mendiagnosis hepatitis fulminan, dokter akan menganggap hepatitis A, B, atau E sebagai kemungkinan penyebabnya. Hepatitis fulminan jarang berhubungan dengan virus lain yang disebutkan di atas.
Hepatitis fulminan dapat berkembang dari infeksi hepatitis B akut, tetapi juga dapat terjadi pada orang yang mengalami reaktivasi hepatitis B kronis. Hepatitis fulminan dari infeksi hepatitis B menyebabkan menyebabkan kematian atau transplantasi hati hingga 80 persen pada banyak waktu.
Racun atau obat
Racun atau obat yang paling terkait dengan hepatitis fulminan dapat meliputi:
- Overdosis asetaminofen, merupakan penyebab hepatitis fulminan tersering.
- Beberapa jamur beracun, misalnya Amanita phalloides.
- Beberapa jenis antibiotik.
- Ekstasi.
- Antibiotik antituberkulosis.
- Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin dan ibuprofen.
- Overdosis suplemen zat besi.
- Beberapa herbal China.
- Chlorpromazine, obat gangguan psikotik.
- Ondansetron, obat antimual.
- Stavudine, obat untuk HIV.
Penyebab lainnya
Faktor lain yang diketahui dapat menyebabkan hepatitis fulminan di antaranya:
- Penyakit Wilson, gangguan bawaan ketika tembaga terakumulasi di hati.
- Kanker metastasis, leukemia, atau limfoma.
- Hepatitis autoimun.
- Heatstroke.
- Sindrom Budd-Chiari, yaitu penyumbatan pembuluh darah di dalam hati.
- Gagal hati iskemik karena penyakit kardiovaskular parah atau sepsis.
- Sindrom HELLP selama kehamilan.
- Penyakit hati berlemak.