ilustrasi operasi gigi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Perawatan hyperdontia disesuaikan dengan kondisi gigi masing-masing pasien. Penanganan juga tergantung pada efeknya pada gigi di dekatnya. Dalam beberapa kasus, hyperdontia tidak membutuhkan perawatan jika gigi ekstra tersebut tidak berpotensi menyebabkan komplikasi dan tidak mengganggu fungsi gigi yang lain. Sebagai gantinya, dokter gigi akan mengawasi pasien dan melakukan rontgen bila dibutuhkan.
Dokter gigi mungkin menyarankan pencabutan gigi ekstra jika gigi tersebut:
- Mencegah gigi di dekatnya masuk atau memindahkannya dari tempatnya.
- Menyebabkan masalah untuk jenis perawatan gigi lainnya, seperti kawat gigi.
- Menyebabkan masalah terkait seperti kista atau kerusakan pada akar gigi terdekat.
- Datang secara tiba-tiba (erupsi spontan).
- Menghalangi pencangkokan tulang atau penempatan implan.
- Menyulitkan flossing atau menyikat gigi dengan baik karena gigi ekstra berada dalam posisi yang tidak normal. Ini dapat meningkatkan risiko gigi berlubang.
- Mengganggu penampilan.
Belum ada kesepakatan dari para ahli tentang kapan pencabutan harus dilakukan, terutama pada anak-anak. Beberapa ahli mengatakan bahwa gigi ekstra harus dicabut segera setelah diagnosis, sementara beberapa ahli lain mengatakan bahwa pencabutan harus ditunda sampai anak berusia antara 8 dan 10 tahun. Ini akan memungkinkan akar gigi biasa terbentuk. Dan ini, pada gilirannya, akan meminimalkan kerusakan pada gigi biasa saat gigi ekstra dicabut, mengutip WebMD.
Menurut laporan dalam jurnal Clinical and Experimental Dentistry tahun 2014, pengambilan gigi ekstra ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai saraf dan pembuluh darah. Kemudian, sebelum mengambil ekstra gigi tersebut, harus dipastikan bahwa akar gigi yang berada di sebelahnya sudah tumbuh dengan sempurna.