Setelah mengimbau tenaga kesehatan dan rumah sakit, IDAI juga memberikan imbauan terhadap masyarakat, terutama orang tua. Dokter Piprim meminta masyarakat untuk lebih rasional dengan tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi nakes.
"... sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan," ucap dr. Piprim.
Dalam edarannya, BPOM RI juga mengajak masyarakat untuk menggunakan obat secara aman dan selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Menggunakan obat secara sesuai dan tidak melebihi aturan pakai.
- Membaca dengan saksama peringatan dalam kemasan.
- Menghindari penggunaan sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama.
- Melakukan konsultasi kepada dokter, apoteker, atau tenaga kesehatan lainnya apabila gejala tidak berkurang setelah 3 (tiga) hari penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada upaya pengobatan sendiri (swamedikasi).
- Melaporkan secara lengkap obat yang digunakan pada swamedikasi kepada tenaga kesehatan.
- Melaporkan efek samping obat kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile dan e-MESO Mobile.
BPOM mengimbau masyarakat lebih waspada dan menggunakan obat yang sudah terdaftar di BPOM dari fasilitas pelayanan kefarmasian atau sumber resmi. Selain itu BPOM mengingatkan untuk selalu Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.
Ilustrasi anak sakit perut (freepik.com/freepik)
IDAI juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala GgGAPA. Meski begitu, jika terlihat gejala-gejala GgGAPA, masyarakat harus tetap tenang.
Dokter Eka menambahkan bahwa pasien GgGAPA harus mendapat pertolongan sesegera mungkin. Menurutnya, urine adalah parameter terbaik untuk melihat fungsi ginjal, terutama bila ureum dan kreatinin meningkat. Hal ini bisa terlihat dari penurunan kadar urine dalam 6 jam.
"Di rumah sakit, kita akan memeriksa parameter fungsi ginjal. Karena ginjal mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, maka ketika ginjal terganggu fungsinya, ureum dan kreatinin meningkat. Dari sini, bisa terlihat fungsi ginjal terganggu berapa besar," papar dr. Eka.
Terakhir, dr. Piprim mengatakan bahwa orang tua harus mengurangi aktivitas anak-anak, terutama balita. Mengingat kita masih menghadapi COVID-19, aktivitas yang disebut adalah yang memaparkan risiko infeksi, seperti berkerumun di ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan sebagainya.