10 Jenis Katarak, Kenali Perbedaannya

Intinya sih...
Katarak adalah penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia, termasuk di Indonesia.
Katarak memiliki beberapa jenis seperti nuklear sklerosis, kortikal, subkapsular posterior, kongenital, Morgagni, katarak terkait diabetes, polikromatik, traumatik, dan katarak putih.
Gejala katarak bervariasi tergantung pada jenisnya dan bisa menyebabkan penurunan penglihatan yang signifikan atau kebutaan jika tidak diobati. Perawatan dini dan pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mencegah masalah mata lebih lanjut.
Katarak adalah salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika lensa mata yang seharusnya jernih menjadi keruh, sehingga cahaya sulit masuk ke retina dan mengganggu penglihatan.
Meski umumnya dikaitkan dengan proses penuaan, tetapi katarak sebenarnya memiliki beberapa jenis yang bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti trauma, penyakit, atau bahkan bawaan sejak lahir. Memahami jenis-jenis katarak penting untuk mengetahui gejala, penyebab, hingga penanganan yang tepat.
1. Katarak nuklear sklerosis
Sklerosis nuklear adalah pengerasan dan perubahan warna kekuningan pada bagian tengah lensa mata (disebut nukleus). Kondisi ini terjadi secara alami seiring penuaan. Lambat laun, sklerosis nuklear membuat penglihatan menjadi buram karena lensa yang mengeras dan menguning menghalangi lebih banyak cahaya untuk masuk ke mata.
Lensa mata tersusun dari protein bening bernama kristalin yang tersusun rapi sehingga cahaya bisa lewat. Namun, seiring waktu, dan paparan sinar UV, protein-protein ini mulai menggumpal, menyebabkan bagian tengah lensa menjadi lebih keras dan berwarna kuning.
Karena lensa tidak lagi sejernih dulu, cahaya yang masuk ke mata jadi lebih sedikit dan menyebar tidak beraturan. Bahkan, intensitas cahaya yang sampai ke retina bisa turun sampai 10 kali lipat saat seseorang berusia 80-an tahun. Akibatnya, penglihatan jadi buram, muncul silau (glare), lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya (halo), dan makin sulit melihat pada malam hari.
Sklerosis nuklear bisa berkembang menjadi katarak sklerosis nuklear saat pengerasan dan perubahan warna makin parah. Lensa jadi makin kecokelatan dan buram. Kondisi ini diklasifikasikan dari tingkat 1 (ringan) hingga tingkat 4 (buram total kecokelatan).
Pada usia lanjut, kondisi ini cukup umum. Studi menunjukkan sekitar 40 persen orang berusia 75 tahun ke atas mengalami katarak jenis ini setidaknya di satu mata.
Perkembangan jenis katarak ini sangat perlahan, dan gejala biasanya muncul secara bertahap:
Penglihatan menjadi buram seperti melihat lewat kacamata kotor.
Membaca jadi lebih sulit.
Mengemudi pada malam hari terasa menyilaukan dan kabur.
Sulit membedakan kontras dalam cahaya redup.
Mata lebih peka terhadap sinar matahari.
Warna tampak kusam dan berubah.
Dalam beberapa kasus, penglihatan dekat justru sempat membaik (fenomena yang disebut second sight). Namun, ini hanya sementara. Seiring memburuknya katarak, penglihatan akan makin terganggu.
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal berkembang dari sisi luar lensa (korteks) dan menyebar ke arah tengah secara bertahap. Jenis katarak ini membentuk pola seperti jari-jari putih atau celah di pinggiran lensa.
Gejala katarak kortikal antara lain:
Silau yang berlebihan, terutama saat malam hari.
Penglihatan kabur yang dimulai dari tepi bidang pandang.
Kesulitan melihat kontras warna.
Faktor risiko:
Paparan sinar matahari dalam waktu lama.
Diabetes.
Riwayat keluarga.
Merokok.
Penggunaan kacamata hitam dengan perlindungan UV dan menjaga pola makan yang sehat bisa membantu memperlambat perkembangan katarak kortikal.
3. Katarak subkapsular posterior
Katarak subkapsular posterior adalah kekeruhan pada lapisan belakang lensa. Kondisi ini tidak terjadi sesering katarak nuklear dan kortikal, tetapi lebih umum terjadi pada orang yang lebih muda. Jenis katarak ini sering terjadi pada orang dengan diabetes, pengguna steroid jangka panjang, serta pasien dengan riwayat operasi mata.
Dalam banyak kasus, jenis katarak ini adalah salah satu yang paling cepat berkembang, hanya dalam beberapa bulan, daripada jenis katarak terkait usia lainnya. Kondisi ini dapat memperburuk penglihatan lebih cepat.
Gejalanya meliputi:
Penglihatan terasa silau, terutama pada siang hari atau di bawah cahaya terang.
Penglihatan dekat terganggu, seperti saat membaca.
Pandangan terasa lebih kabur dari biasanya.
4. Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa mata yang terjadi sejak lahir. Katarak kongenital jarang terjadi, dan pada kebanyakan orang, penyebabnya tidak dapat ditemukan.
Katarak kongenital sering terjadi sebagai bagian dari cacat lahir berikut:
Sindrom kondrodisplasia
Rubella kongenital
Sindrom Conradi-Hünermann
Sindrom Down.
Sindrom displasia ektodermal.
Katarak kongenital familial.
Galaktosemia.
Sindrom Hallermann-Streiff.
Sindrom Lowe.
Sindrom Marinesco-Sjögren.
Sindrom Pierre-Robin.
Trisomi 13.
Katarak kongenital sering kali terlihat berbeda dari bentuk katarak lainnya. Gejala-gejalanya mungkin meliputi:
Seorang bayi tampaknya tidak menyadari dunia di sekitarnya secara visual (jika katarak terjadi pada kedua mata).
Pupil berwarna abu-abu atau putih (yang biasanya berwarna hitam).
Cahaya "mata merah" (refleks merah) pada pupil tidak terlihat dalam foto, atau berbeda antara kedua mata.
Gerakan mata cepat yang tidak biasa (nistagmus).
5. Katarak Morgagni
Katarak Morgagni adalah bentuk katarak hipertrofik yang terbentuk akibat pelunakan korteks dan tenggelamnya nukleus padat ke bagian bawah kantong. Nama jenis katarak ini berasal dari Giovanni Battista Morgagni, ahli patologi anatomi abad ke-18.
Ini umumnya merupakan kondisi yang terkait usia. Namun, faktor yang meningkatkan pembentukan katarak termasuk paparan sinar matahari kronis, diabetes yang tidak terkontrol, peradangan di bagian dalam mata, atau penggunaan steroid yang dapat menjadi faktor risiko terkait.
Gejalanya antara lain:
Penglihatan kabur dan silau bisa jadi merupakan tanda awal berkembangnya katarak.
Biasanya akan disertai dengan kehilangan penglihatan yang parah (gerakan tangan atau persepsi cahaya).
6. Katarak diabetes
Sesuai dengan namanya, orang yang mengidap diabetes rentan terkena jenis katarak ini. Tingginya kadar gula darah menyebabkan oksidasi dalam lensa mata yang menyerupai butiran salju, karenanya dijuluki diabetic "snowflake" cataract.
Katarak dapat umum terjadi pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Meskipun katarak salju ini jarang terjadi, tetapi banyak kejadian kondisi ini dikaitkan dengan diabetes remaja yang tidak terkontrol. Jenis katarak ini juga dapat terbentuk pada orang tanpa diabetes, tetapi ini jarang terjadi.
Saat katarak pertama kali berkembang, kamu mungkin tidak menyadari adanya gejala apa pun. Tanda-tanda katarak cenderung terbentuk seiring perkembangan kondisi dari waktu ke waktu. Saat katarak menutupi lebih banyak lensa mata, kamu mungkin mulai menyadari:
Penglihatan kabur atau berawan.
Penglihatan ganda.
Perubahan ketajaman penglihatan.
Penglihatan malam yang buruk.
Warna tampak kusam atau pudar.
Peningkatan kepekaan terhadap cahaya (sinar matahari alami atau cahaya buatan).
7. Katarak polikromatik atau pohon Natal
Merupakan jenis katarak yang jarang terjadi, katarak polikromatik adalah subtipe dari katarak kortikal. Katarak ini juga disebut katarak pohon Natal karena warna kristal berbentuk jarum yang berbeda-beda yang terbentuk di korteks mata.
Penyebab pasti dari katarak polikromatik belum diketahui, tetapi para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan mutasi genetik. Meski demikian, ada beberapa faktor risiko lain yang patut diperhatikan, seperti: paparan sinar UV, obat-obatan tertentu (seperti steroid, diuretik, beta-blocker, dan antidepresan yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak), kondisi medis (seperti diabetes dan tekanan darah tinggi), rabun jauh parah, serta cedera atau operasi mata sebelumnya.
Tidak seperti jenis katarak terkait usia lainnya, katarak polikromatik biasanya tidak menyebabkan masalah pada penglihatan. Jika demikian, katarak ini mungkin tidak memerlukan perawatan. Dokter mata dapat memantaunya untuk mengetahui tanda-tanda perkembangan.
Jika memang bergejala, dokter mungkin dapat mendeteksi pupil tampak tidak biasa, bisa jadi berubah warna atau bentuknya aneh. Beberapa gejala umum lainnya mungkin meliputi:
Iris (bagian mata yang berwarna) tampak pucat.
Terdapat lapisan keputihan di atas bola mata.
Penglihatan menurun saat terkena cahaya terang.
Kekurangan penglihatan warna.
Nyeri mata.
Kepekaan terhadap cahaya.
Silau dan lingkaran cahaya di sekitar cahaya.
Gejala katarak polikromatik yang mungkin dialami orang-orang ini dapat disalahartikan sebagai kondisi mata lainnya, jadi penting untuk menemui dokter mata sesegera mungkin untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
8. Katarak traumatik
Katarak traumatik berkembang setelah cedera serius pada mata. Timeline perkembangan katarak bervariasi dari segera setelah cedera hingga beberapa tahun kemudian.
Gejala katarak traumatik antara lain:
Rasa tidak nyaman dan nyeri.
Mata kemerahan.
Reaksi sel bilik mata depan.
Infeksi dan edema kornea.
Penglihatan kabur.
Penyebab katarak traumatis dapat meliputi:
Paparan cahaya inframerah.
Percikan listrik.
Paparan radiasi yang lama.
Ruptur mata.
Paparan sinar ultraviolet yang lama.
Cedera kepala.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko katarak traumatik termasuk:
Merokok.
Minum terlalu banyak alkohol
Menghabiskan terlalu banyak waktu di bawah sinar matahari tanpa kacamata hitam
Diabetes
Cedera mata atau kepala yang serius
Kondisi mata lainnya
Mengonsumsi steroid dalam jangka waktu lama
Perawatan radiasi untuk kanker atau penyakit lainnya
10. Katarak putih
Katarak putih, yang juga dikenal sebagai katarak matang, adalah bentuk kekeruhan lensa yang parah di mata. Lensa menjadi sepenuhnya buram dan sering kali tampak seperti susu atau putih. Jenis katarak ini merupakan peningkatan signifikan kekeruhan lensa, yang merupakan ciri khas proses penuaan normal, tetapi dipercepat atau diintensifkan. Visibilitas melalui lensa sangat terganggu, yang menyebabkan penurunan penglihatan yang signifikan atau kebutaan jika tidak diobati.
Katarak putih muncul dengan berbagai gejala yang biasanya memburuk seiring perkembangan kondisi. Gejala yang paling umum meliputi:
Kehilangan penglihatan yang signifikan: Terjadi karena lensa menjadi sepenuhnya buram, mencegah cahaya melewati retina.
Penglihatan kabur yang nyata: Sulit untuk melihat detail halus, membaca, atau mengenali wajah.
Silau dan lingkaran cahaya: Banyak orang melaporkan peningkatan kepekaan terhadap cahaya, terutama cahaya terang, yang dapat menyebabkan silau atau lingkaran cahaya di sekitar objek, membuat berkendara pada malam hari menjadi sangat menantang.
Penglihatan ganda: Beberapa pasien mungkin mengalami penglihatan ganda (diplopia) pada satu mata, di mana objek tampak dua kali lipat. Ini terjadi karena pembiasan cahaya yang tidak teratur oleh lensa buram.
Warna tampak kusam: Warna mungkin tampak pudar atau kurang cerah, karena katarak putih mengganggu persepsi normal terhadap cahaya dan warna.
Kebutaan total: Pada kasus yang parah, ketika katarak telah matang sepenuhnya dan tidak diobati, dapat mengakibatkan kebutaan total pada mata yang terkena.
Meski penyebab katarak dan indikasinya berbeda-beda, tetapi semua jenis katarak sama berbahayanya jika tidak ditangani.
Kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi mata dari katarak, seperti:
Melindungi mata dari sinar matahari. Pakai kacamata hitam dan topi bertepi lebar untuk menghalangi sinar matahari.
Lindungi mata dari cedera. Saat melakukan aktivitas seperti menggunakan perkakas listrik atau bermain olahraga tertentu, kenakan kacamata pelindung untuk melindungi mata dari cedera yang tidak disengaja.
Berhenti merokok. Berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan jika kamu kesulitan untuk berhenti merokok.
Pilih makanan yang menyehatkan mata. Makan banyak makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
Selain langkah-langkah di atas, pemeriksaan mata rutin juga penting untuk membantu deteksi dini masalah pada mata dan segera mendapatkan perawatan.
Referensi
"10 Jenis-jenis Katarak dan Bahayanya". KMN EyeCare. Diakses Juni 2025
"What is nuclear sclerosis?" All About Vision. Diakses Juni 2025.
"Mengenal Jenis-Jenis Katarak: Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya." JEC Eye Hospitals and Clinics. Diakses Juni 2025.
"What is Posterior Subcapsular Cataract?". Dr Agarwals Eye Hospital. Diakses Juni 2025.
"Morgagnian Cataract". EyeWiki. Diakses Juni 2025
"How to Identify and Treat a Polychromatic Cataract". Eye Mantra. Diakses Juni 2025.
"Posterior Polar Cataract". EyeWiki. Diakses Juni 2025.
"White Cataract". EyeWiki. Diakses Juni 2025.
"The 3 main types of cataract." Nuffield Health. Diakses Juni 2025.
"Congenital cataract." MedlinePlus. Diakses Juni 2025.
"What are snowflake (diabetic) cataracts?" All About Vision. Diakses Juni 2025.
"What Are the Different Types of Cataracts?" Healthline. Diakses Juni 2025.
"How to Identify and Treat a Polychromatic Cataract." EyeMantra. Diakses Juni 2025.
"What is Traumatic Cataract?" Dr.Agarwals Eye Hospital. Diakses Juni 2025.
"Cataracts." National Eye Institute. Diakses Juni 2025.
"White Cataracts Treatment: High Success Rate." Pristyn Care. Diakses Juni 2025.