Sebuah studi baru yang terbit dalam British Journal of Nutrition meneliti apakah konsumsi jus buah 100% berpengaruh terhadap risiko diabetes tipe 2 pada orang dewasa di Jepang.
Di Jepang sendiri, angka kasus diabetes tipe 2 terus naik, dan sekarang diperkirakan sekitar 8 persen orang dewasa memilikinya. Faktor penyebabnya antara lain berat badan berlebih, usia, faktor genetik, dan pola makan yang bisa diubah. Jus buah sering masuk dalam penelitian karena hubungannya dengan risiko diabetes masih belum jelas. Ada studi yang bilang tidak ada pengaruhnya, tetapi ada juga yang bilang bisa meningkatkan atau malah menurunkan risiko.
Hasil yang berbeda-beda ini bisa terjadi karena jenis jus yang dikonsumsi juga beda-beda. Jus buah murni tentu berbeda dengan minuman manis dengan tambahan gula. Selain itu, faktor lain seperti tingkat kegemukan, pola makan, risiko genetik, dan cara analisis juga memengaruhi hasil. Gula alami dalam jus bisa cepat diserap tubuh dan bisa menaikkan gula darah, berat badan, dan lemak di hati, yang berisiko memicu diabetes. Namun, di sisi lain, vitamin dan zat gizi dari buah juga bisa membantu kerja insulin dan menekan stres oksidatif, sehingga bisa menurunkan risiko.
Para peneliti juga melihat skor risiko genetik (polygenic risk score/PRS) yang mengukur seberapa besar risiko bawaan seseorang terkena diabetes berdasarkan ribuan variasi genetik. Sejauh ini, belum ada penelitian di Asia Timur yang melihat hubungan konsumsi jus buah dengan risiko genetik diabetes.