ilustrasi pemeriksaan tahi lalat (commons.wikimedia.org/skincareus)
Dilansir Mayo Clinic, melanoma terjadi karena ada yang salah pada sel yang memproduksi melanin (melanosit). Melanoma adalah jenis kanker kulit yang berkembang pada melanosit. Melanosit adalah sel penghasil melanin, yaitu pigmen yang memberi warna kulit.
Normalnya, sel-sel kulit berkembang dengan terkendali dan teratur. Sel-sel baru yang sehat mendorong sel-sel yang lebih tua ke permukaan kulit, yang kemudian akan mati dan juga rontok. Namun, pada melanoma, beberapa sel mengalami kerusakan DNA dan sel-sel yang baru ini tumbuh tak terkendali. Akhirnya, terbentuklah sel kanker.
Penyebab kerusakan DNA pada sel kulit dan bagaimana itu bisa memicu melanoma masih belum diketahui pasti. Akan tetapi, kemungkinan kombinasi faktor seperti genetik dan lingkungan bisa memicu perkembangan melanoma.
Selain itu, kemungkinan besar paparan radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari adalah salah satu penyebab utama perkembangan melanoma. Dilansir Skin Cancer Foundation (SCF), penelitian menemukan sekitar 86 persen kasus baru melanoma terjadi karena paparan sinar UV. Jika kamu pernah mengalami lima kali atau lebih terkena sengatan matahari (sunburn) dalam hidup, itu melipatgandakan risiko mengembangkan melanoma.
Tidak cuma sinar UV, hampir 6.200 kasus melanoma di Amerika Serikat (AS) per tahunnya berhubungan dengan tanning bed yang populer untuk membuat kulit kecokelatan. Penggunaan alat tersebut berdampak buruk bagi kesehatan kulit jika tidak menggunakan tabir surya dan dilakukan terlalu sering.
Seseorang yang menggunakan tanning bed sebelum berusia 35 tahun memiliki peningkatan risiko sebesar 75 persen untuk mengembangkan melanoma. Selain itu, tanning bed juga bisa meningkatkan risiko jenis kanker kulit lainnya, seperti karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.