ilustrasi gambar USG janin (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Dalam hal mengetahui jenis kelamin bayi, tidak semua tes dapat digunakan untuk semua orang. Jadi, jika ingin mengetahui jenis kelamin lebih awal, dokter dapat menggunakan tes yang berbeda pada berbagai tahap kehamilan.
Namun, meskipun semua tes ini dapat diandalkan, tetapi tidak semuanya cocok untuk setiap orang. Beberapa di antaranya memiliki risiko yang signifikan. Untuk sebagian besar tes yang tersedia, mengetahui jenis kelamin adalah manfaat kedua, utamanya adalah informasi terkait kesehatan janin maupun ibu hamil.
Berikut ini adalah beberapa tes yang dapat mengetahui jenis kelamin bayi:
- Fertilisasi in vitro (IVF) dengan seleksi jenis kelamin
Jika kamu merencanakan program bayi tabung IVF, ada pilihan untuk memilih jenis kelamin bayi bersamaan dengan prosedur.
IVF merupakan program yang membantu kesuburan dengan menggabungkan sel telur yang matang dengan sperma di luar tubuh. Hal ini akan menciptakan embrio, yang kemudian ditanamkan di dalam rahim.
Skema ini bisa menjadi pilihan jika kamu menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu. Pemilihan dengan IVF, tingkat akurasinya mencapai 99 persen.
Opsi lain adalah ultrasonografi atau sonogram, adalah tes pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar.
Sebagian besar perempuan menjalani USG level 2 di pertengahan masa kehamilan yang memeriksa perkembangan anatomi bayi dan mengukur pertumbuhannya.
Sementara tenaga kesehatan memeriksa bayi dari ujung kepala hingga ujung kaki, mereka juga dapat melihat alat kelaminnya yang sedang berkembang untuk mengetahui apakah bayi yang ada di dalam perut ibu hamil laki-laki atau perempuan.
- Non-invasive prenatal test (NIPT)
NIPT dikhususnkan untuk memeriksa kondisi kromosom seperti sindrom Down. Tes ini dapat dilakukan mulai usia kehamilan 10 minggu. Tes ini tidak mendiagnosis kelainan kromosom, hanya skrining kemungkinannya.
Jika hasilnya tidak normal, dokter mungkin akan meminta tes lebih lanjut untuk mendiagnosis sindrom Down dan kelainan kromosom lainnya.
Untuk tes ini, ibu hamil akan memberikan sampel darah, yang kemudian dikirim ke laboratorium dan diperiksa untuk mengetahui adanya DNA janin yang terkait dengan kelainan kromosom.
Tes ini juga dapat menentukan jenis kelamin bayi secara akurat. Jika tidak ingin mengetahuinya, beri tahu dokter sebelum memulai tes.
- Chorionic villus sampling (CVS)
CVS adalah salah satu tes genetik yang digunakan untuk mengidentifikasi sindrom Down. Tes ini mengambil sampel chorionic villus, merupakan jenis jaringan dalam plasenta. Tes ini mengungkapkan informasi genetik bayi.
Tes ini dapat dilakukan pada usia minggu ke-10 atau ke-12 kehamilan. Karena CVS memiliki informasi gen tentang bayi, tes ini juga dapat mengungkapkan jenis kelamin.
Dokter mungkin menyarankan CVS jika ibu hamil berusia di atas 35 tahun atau jika memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom. CVS merupakan tes yang akurat untuk mengetahui jenis kelamin bayi, tetapi memiliki beberapa risiko.
Beberapa perempuan mengalami kram, pendarahan, atau kebocoran air ketuban, dan ada juga risiko keguguran dan persalinan prematur.
Amniosentesis adalah tes yang membantu mendeteksi masalah perkembangan janin. Dokter mengumpulkan sejumlah kecil cairan ketuban, mengandung sel-sel yang mengindikasikan kelainan. Sel-sel tersebut diuji untuk mengetahui adanya sindrom Down, spina bifida, dan kondisi genetik lainnya.
Penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan amniosentesis jika USG mendeteksi adanya kelainan, berusia lebih dari 35 tahun saat melahirkan, atau jika memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom.
Ibu hamil dapat melakukan tes ini sekitar usia kehamilan 15 hingga 18 minggu, dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.