Infografis jenis terapi oksigen untuk pasien COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)
Mengingat virus SARS-CoV-2 menyerang paru-paru, maka terapi oksigen menjadi terapi utama bagi pasien COVID-19. Alat-alat untuk terapi adalah nasal kanul (mengalirkan oksigen 2-6 liter/menit), non-rebreathing mask (8-15 liter/menit), high flow nasal cannula atau HFNC (30-60 liter/menit), non-invasive ventilation atau NIV (8-20 liter/menit), intubasi dan ventilasi mekanik (5-10 liter/menit), dan extracorporeal membrane.
Jenis alat yang digunakan tergantung keparahan gejala pasien. Menurut dr. Bhirowo, yang paling sederhana adalah nasal kanul dan yang terberat ialah intubasi. Di antara berbagai alat tersebut, HFNC mampu mencegah agar pasien tidak gagal napas dan tidak perlu memakai ventilator invasif.
Namun, di sisi lain, HFNC sangat boros oksigen. Sebagai contoh, konsumsi oksigen untuk satu kamar operasi adalah 1.800 liter/hari. Artinya, rumah sakit dengan 20 kamar operasi menghabiskan oksigen 36.000 liter/hari.
Sementara, HFNC mengonsumsi 60 liter oksigen per menit. Maka, dalam 24 jam, HFNC menghabiskan oksigen 86.000 liter/hari. Dokter Bhirowo mengatakan bahwa konsumsi oksigen satu alat HFNC setara dengan kebutuhan oksigen 20 kamar operasi selama 3 hari!
"Bayangkan, jika 40 HFNC dipakai bersama, cadangan oksigen bisa habis dengan cepat. Kita perlu berpikir jernih bagaimana menangani pasien dengan baik sehingga tidak terjadi chaos seperti yang beberapa hari ini terjadi," ungkap spesialis anestesi di RSUP Dr. Sardjito ini.
Sementara itu, solusi yang ditawarkan pemerintah adalah mengimpor oksigen atau mendatangkan oksigen dari negara lain. Upaya lainnya adalah mengonversi oksigen industri menjadi oksigen medis.