Pemeriksaan fisik dapat dilakukan di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit. Penting bagi dokter maupun perawat untuk memastikan bahwa seseorang merasa nyaman selama pemeriksaan ini.
Sebelum pemeriksaan fisik dilakukan, tenaga kesehatan akan mengajukan berbagai pertanyaan terkait kondisi kesehatan dan riwayat medis. Riwayat medis adalah catatan gejala terkini seseorang serta faktor risiko dan masalah medis sebelumnya yang mungkin relevan.
Dokter atau perawat mungkin akan bertanya tentang:
- Penyakit atau kondisi medis yang pernah diidap di masa lalu dan saat ini.
- Operasi atau prosedur medis sebelumnya.
- Status imunisasi.
- Obat-obatan, vitamin, mineral, dan pengobatan herbal apa pun yang sedang dikonsumsi.
- Tanda dan gejala yang dirasakan saat ini, jika ada.
- Informasi gaya hidup, seperti pola makan dan olahraga, penggunaan tembakau dan alkohol, serta riwayat seksual dan reproduksi.
- Riwayat keluarga tentang kondisi kesehatan atau penyakit.
Apa saja yang termasuk dalam pemeriksaan fisik akan bergantung pada alasan dilakukannya tes, tetapi secara umum dapat mencakup:
- Pengukuran tinggi dan berat badan.
- Pemeriksaan hidung, mulut, tenggorokan, dan telinga.
- Merasakan denyut nadi di leher, selangkangan, atau kaki.
- Memeriksa refleks tubuh.
- Mendengarkan jantung dan paru-paru dengan stetoskop.
- Mengukur tekanan darah.
- Merasakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
- Meraba perut untuk memeriksa adanya kelainan.
Untuk bayi dan anak kecil, pemeriksaan fisik mungkin meliputi:
- Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan mereka dan pertumbuhan
mengukur lingkar kepala. - Memeriksa perkembangan motorik halus, seperti meminta anak mengambil barang-barang kecil atau mengikat tali sepatu.
- Memeriksa perkembangan motorik kasar, dapat mencakup meminta anak berjalan, menaiki tangga, atau melompat.
- Melihat ke dalam mulut, mata, dan telinga.
- Mendengarkan dada.
- Memeriksa kesehatan alat kelamin.
- Mengetuk lutut untuk memeriksa refleks.
- Memeriksa kaki.
Terkadang, orang menjalani pemeriksaan fisik untuk memeriksa masalah atau kondisi kesehatan tertentu. Dalam kasus ini, tenaga kesehatan dapat melakukan tes khusus sebagai tambahan atau pengganti tes di atas. Tes khusus tersebut dipaparkan di bawah ini.
ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/Cedric Fauntleroy)
Tujuannya untuk mencari pertumbuhan yang mencurigakan, tahi lalat, atau perubahan lain yang mungkin merupakan tanda kanker kulit.
Pemeriksaan ini sangat penting bagi orang-orang dengan faktor risiko kanker kulit, seperti mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Pemeriksaan ini biasanya melibatkan dokter yang memeriksa kulit pasien dari kepala hingga kaki.
- Pemeriksaan payudara klinis
Ini dilakukan untuk memeriksa kelainan di dalam dan di sekitar area payudara.
Selama pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan ujung jari untuk memeriksa seluruh payudara, termasuk area ketiak dan tulang selangka.
Jika ditemukan benjolan, dokter akan memperhatikan ukuran, bentuk, dan teksturnya serta memeriksa apakah benjolan tersebut mudah bergerak. Ini karena benjolan yang lunak, halus, bulat, dan dapat digerakkan cenderung merupakan kista nonkanker.
- Pap smear dan pemeriksaan panggul
Pap smear adalah pemeriksaan untuk kanker serviks. Perempuan sangat disarankan untuk mulai melakukan pemeriksaan ini pada usia 21 tahun. Setelahnya, pemeriksaan berikutnya dianjurkan setiap tiga tahun, selama perempuan tersebut memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Setelah usia 30 tahun, Pap smear dianjurkan setiap lima tahun hingga usia 65 tahun.
Setelah usia 65 tahun, mayoritas perempuan tidak lagi memerlukannya.
Pemeriksaan panggul dapat dilakukan dengan atau tanpa Pap smear. Pemeriksaan panggul meliputi pemeriksaan vagina, serviks, dan vulva untuk mencari tanda-tanda infeksi menular seksual (IMS) atau kondisi lainnya.
- Pemeriksaan colok dubur/digital rectal exam
Pemeriksaan colok dubur adalah prosedur umum untuk memeriksa tanda-tanda kanker prostat pada laki-laki, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi atau mengalami gejala-gejala seperti: pendarahan rektal, perubahan kebiasaan buang air besar, darah dalam air mani atau urine, nyeri saat ejakulasi, dan kesulitan buang air kecil.
Pemeriksaan ini cepat dan umumnya tidak sakit, yang melibatkan pasien berdiri dan membungkuk ke depan atau berbaring dalam posisi fetal. Dokter kemudian memasukkan jari yang bersarung tangan dan dilumasi ke dalam rektum untuk memeriksa ukuran, tekstur, dan kelainan prostat, serta memeriksa dinding usus besar bagian bawah.