Rasanya baru saja tubuh mulai rileks, lampu kamar sudah dimatikan, dan mata hampir terpejam. Tiba-tiba, batuk pecah di tengah keheningan malam. Sekali, dua kali, lalu berulang tanpa henti. Tenggorokan terasa gatal, dada ikut tertekan, dan tidur yang dinanti pun buyar.
Meski pada siang hari batuk terasa lebih ringan, malam justru sering bisa menjadi waktu paling sulit. Posisi berbaring membuat lendir lebih mudah menumpuk di saluran napas, sementara udara malam yang lebih dingin bisa memicu iritasi. Akibatnya, batuk terasa lebih parah dan mengganggu istirahat.
Padahal, tidur nyenyak adalah salah satu senjata utama tubuh untuk melawan infeksi. Tanpa cukup istirahat, proses pemulihan bisa melambat.
Kenapa batuk bisa memburuk pada malam hari? Apa yang bisa dilakukan agar batuk malam tidak terus mengganggu? Ada beberapa cara sederhana yang bisa membantu menenangkan tenggorokan dan membuat tidur kembali lebih nyaman.
