ilustrasi bintik merah pada pasien demam berdarah (commons.wikimedia.org/calliopejen)
Begitu masuki musim hujan, kewaspadaan terhadap penyakit DBD ditingkatkan. Perlu diketahui, demam berdarah adalah penyakit disebabkan oleh gigitan nyamuk. Spesies nyamuknya spesifik, yakni Aedes (Ae. aegypti atau Ae. albopictus). Nyamuk tersebut membawa salah satu dari empat virus dengue.
Nah, si nyamuk Aedes biasanya bertelur di wadah yang menampung air, bisa ember, mangkuk, atau benda lainnya. Nah, saat musim hujan, penampungan-penampungan air bisa terbentuk secara tidak sengaja dalam jumlah banyak, misalnya pot bunga hingga kaleng kosong yang dibiarkan begitu saja.
Alhasil, nyamuk ini berkembang biak dengan lebih leluasa. Belum lagi telurnya dikatakan dapat bertahan lama di tempat kering dan akan segera menetas ketika terendam air.
Selain perkembangbiakan yang lebih cepat, kelembapan tinggi pada musim hujan juga membuat nyamuk Aedes hidup lebih lama. Usia yang lebih panjang tersebut menunjang penyebarannya makin meluas.
Meski demikian, bukan berarti DBD hanya bisa menular saat musim penghujan, ya. Pada kemarau angka infeksi DBD di Indonesia juga cukup tinggi. Iklim di negara tropis, seperti Indonesia, juga mendukung nyamuk berkembangbiak lebih mudah pada segala musim.