Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Berenang di kolam renang.
ilustrasi berenang (unsplash.com/April Walker)

Intinya sih...

  • Klorin berlebih di kolam renang dapat menyebabkan keracunan klorin, yang bisa terjadi melalui pernapasan, kulit, mata, atau tertelan.

  • Gejala keracunan klorin termasuk iritasi kulit dan mata, sesak napas, hingga luka bakar pada tenggorokan jika tertelan. Penanganan medis diperlukan untuk kasus serius.

  • Tindakan cepat saat terjadi keracunan klorin meliputi memindahkan ke udara segar, bilas mata dan kulit, serta segera cari bantuan medis. Tes bau dan alat tes DPD dapat membantu mengenali kadar klorin di kolam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah dengar pepatah “segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”? Nah, ini juga berlaku untuk kadar klorin di kolam renang.

Klorin memang penting untuk menjaga air tetap bersih dari kuman, tetapi kalau kadarnya berlebihan, justru bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, salah satunya keracunan klorin. Karena itu, penting untuk rutin mengecek keseimbangan kadar klorin di kolam agar tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak.

Berenang memang menyenangkan, apalagi saat cuaca panas terik. Namun, di balik kesegarannya, ada risiko yang perlu diwaspadai, yaitu keracunan klorin akibat air kolam renang. Kondisi ini bisa terjadi jika bahan kimia di kolam, khususnya klorin, tidak ditangani dengan benar. Supaya kamu dan keluarga tetap aman, yuk kenali apa itu keracunan klorin, gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya.

1. Apa itu keracunan klorin?

Klorin adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk menjaga kebersihan air kolam renang dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Namun, paparan berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat bisa menyebabkan keracunan klorin.

Keracunan klorin terjadi saat kamu menghirup, menelan, atau bersentuhan langsung dengan klorin dalam jumlah terlalu banyak. Tingkat keparahannya bisa berbeda-beda, tergantung durasi dan sensitivitas setiap orang.

2. Gejala keracunan klorin

Kalau kamu merasa terpapar klorin berlebih waspadalah terhadap tanda-tanda, yang bisa muncul segera atau beberapa jam setelah paparan.

  • Kulit

Klorin bisa menyebabkan iritasi kulit, terutama jika mengenai kulit dalam bentuk pekat seperti pemutih. Gejalanya meliputi kemerahan, rasa gatal, perih, atau munculnya lepuhan.

  • Mata

Paparan klorin yang pekat pada mata dapat menimbulkan rasa perih, mata merah, dan iritasi pada kelopak. Dalam kasus berat, bisa terasa seperti sensasi terbakar di permukaan mata.

  • Pernapasan

Menghirup uap klorin dari air kolam, terutama di area tertutup, dapat menyebabkan batuk, bersin, sesak napas, atau mengi (napas berbunyi). Jika kadar oksigen dalam darah menurun (hipoksia), kulit bisa tampak kebiruan di bibir dan kuku.

  • Tertelan

Menelan air yang mengandung klorin berlebihan dapat menyebabkan luka bakar pada tenggorokan, kerongkongan, hingga lambung, dan bisa memengaruhi fungsi jantung serta ginjal. Kondisi ini sangat serius dan membutuhkan penanganan medis darurat.

3. Tindakan cepat saat terjadi keracunan klorin

ilustrasi berenang (pexels.com/Adrienn)

Kalau kamu menduga seseorang mengalami keracunan klorin dari air kolam, lakukan langkah-langkah ini:

  • Pindahkan ke area terbuka. Segera bawa orang yang terpapar ke tempat dengan udara segar, jauh dari sumber klorin.

  • Bilas mata dan kulit. Jika muncul iritasi, segera bilas area yang terkena dengan air bersih yang banyak selama minimal 15 menit.

  • Segera cari bantuan medis. Hubungi layanan darurat atau bawa ke rumah sakit jika gejalanya berat. Penanganan medis profesional sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

4. Cara mengenali kolam dengan klorin berlebihan

Cara paling sederhana adalah dengan tes bau. Sedikit aroma klorin memang normal, tetapi kalau baunya terlalu menyengat sampai membuat mata dan hidung perih, itu tandanya kadar klorin tidak seimbang.

Kamu juga bisa menggunakan alat tes DPD (N, N-diethyl-1,4-phenylenediamine sulfate) untuk memeriksa pH dan kadar klorin. Rentang pH ideal kolam renang adalah 7,2–7,8. Dan, kadar klorin aman adalah 1–3 ppm (part per million).

Jika kamu belum terbiasa menakar klorin cair, sebaiknya gunakan jasa pembersih kolam profesional agar tahu cara menyeimbangkan kadar klorin dengan benar.

5. Tips mencegah efek samping klorin

Agar tetap aman dan nyaman saat berenang, perhatikan tips berikut:

  • Jangan berenang di kolam yang tidak terawat. Kalau airnya terlalu bau, keruh, atau membuat kulit terasa gatal, lebih baik hindari.

  • Bilas tubuh sebelum berenang. Mandi selama satu menit dapat membantu menghilangkan keringat, losion, dan kotoran di kulit agar tidak bereaksi dengan klorin.

  • Gunakan perlengkapan pelindung. Pakai topi renang untuk melindungi rambut dan kacamata renang untuk mencegah iritasi mata.

  • Gunakan tetes mata dan telinga. Obat tetes bisa mengurangi rasa kering atau gatal akibat klorin, serta mencegah infeksi telinga setelah berenang.

  • Gunakan tabir surya dan pelembap. Oleskan sunscreen sebelum berenang, lalu setelah selesai, gunakan pelembap untuk mengembalikan kelembapan alami kulit.

Menjaga keseimbangan kadar klorin bukan hanya soal menjaga kebersihan kolam, tetapi juga melindungi kesehatan diri dan orang-orang tercinta. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa tetap menikmati segarnya berenang tanpa khawatir efek samping klorin yang berbahaya.

Referensi

"Health Effects of High Chlorine in Swimming Pools." Everyday Health. Diakses pada November 2025.

"Pool Chlorine Poisoning." Poolife. Diakses pada November 2025.

"Chlorine Poisoning: How to Tell if You’ve Been Exposed." Verywell Health. Diakses pada November 2025.

Editorial Team