ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Seperti diterangkan dalam laman MedlinePlus, tidak ada pengobatan universal yang spesifik untuk individu dengan kolangitis sklerosis primer. Pengobatan diarahkan pada gejala spesifik pada setiap individu dan memperlambat perkembangan gangguan.
- Pembedahan endoskopi untuk menghilangkan sumbatan dan memperbesar saluran empedu yang menyempit mungkin bermanfaat untuk membantu mencegah kerusakan hati pada kasus tertentu.
- Vitamin yang hilang harus diganti bila diperlukan untuk mencegah komplikasi yang berhubungan dengan kekurangan ini.
- Antibiotik mungkin berguna dalam mengendalikan peradangan atau infeksi.
- Individu dengan kolangitis sklerosis primer didorong untuk mengikuti pola makan sehat dan menghindari alkohol atau hanya mengonsumsi alkohol dalam jumlah kecil.
- Obat cholestyramine mungkin efektif dalam mengendalikan rasa gatal. Cholestyramine dapat diberikan dengan atau tanpa antihistamin. Jika cholestyramine tidak efektif, obat lain mungkin direkomendasikan.
- Bifosfonat, yang merupakan obat yang mencegah hilangnya massa tulang, dapat digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Pada akhirnya, individu dengan kolangitis sklerosis primer mungkin memerlukan transplantasi hati, yang telah terbukti efektif. Umumnya, prosedur ini disediakan untuk individu dengan gejala kolangitis sklerosis primer lanjut (misalnya pruritus parah, kolangitis bakteri berulang, penyakit hati stadium akhir). Dalam beberapa kasus, kelainan ini muncul kembali setelah transplantasi hati.
Terapi investigasi
Obat ursodiol juga dikenal sebagai asam ursodeoxycholic (UDCA) telah dipelajari sebagai pengobatan kolangitis sklerosis primer dan telah direkomendasikan oleh beberapa dokter sebagai pilihan pengobatan.
Beberapa individu telah menunjukkan perbaikan sementara dalam gejala dan peningkatan fungsi hati setelah pemberian ursodiol. Namun, obat biasanya tidak memperlambat perkembangan gangguan secara keseluruhan dan manfaat jangka panjangnya tidak diketahui.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping. Penggunaan ursodiol dalam kolangitis sklerosis primer kontroversial dan pendapat tentang apakah akan menggunakan obat bervariasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan keamanan jangka panjang dan efektivitas pengobatan ini untuk kolangitis sklerosis primer.
Perawatan tambahan yang sedang diuji termasuk drainase empedu yang tersumbat melalui tabung yang dimasukkan ke dalam saluran dan memperbesar saluran empedu yang menyempit secara tidak normal (setidaknya untuk sementara), dengan memasukkan balon kecil ke dalam saluran dan menggembungkannya (pelebaran balon endoskopi).
Efektivitas dan efek samping dari prosedur dan perangkat ini belum sepenuhnya didokumentasikan dan penelitian yang lebih luas sedang dilakukan sebelum nilai terapeutiknya untuk kolangitis sklerosis primer dapat dievaluasi.