Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret nyamuk Aedes aegypti (commons.wikimedia.org/Wee Hong)

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang kerap muncul di area tropis seperti Indonesia. Belakangan ini, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini merebak di sejumlah wilayah Indonesia. Bahkan ratusan pasien di banyak daerah harus dirawat di rumah sakit karenanya.

Menurut "Pedoman Komprehensif Pencegahan dan penanganan demam dengue" terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), DBD memunculkan sejumlah gejala yang wajib diwaspadai. Di antaranya adalah demam, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot, mual, muntah, hingga ruam kemerahan pada kulit.

Kebanyakan DBD akan membaik dalam waktu 7 hari setelah gejala timbul. Akan tetapi, sebagian penderita DBD yang tidak ditangani dengan baik dapat mengalami masalah komplikasi yang lebih berat. Meski jarang ditemui, komplikasi dari DBD ini sebagian dapat menyebabkan kematian.

1. Sindrom syok dengue

Pemberian infus pada pasien syok dengue (unsplash.com/Stephen Andrews)

Syok merupakan kondisi di mana darah yang dipompa jantung tidak mencukupi kebutuhan organ tubuh. Pada demam berdarah, pembuluh darah dalam tubuh akan mengalami penipisan. Akibatnya, darah tidak bisa dialirkan ke dalam organ, melainkan lebih banyak terbuang ke rongga-rongga di sekitar organ. Keadaan ini sangat membahayakan karena menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh.

Bila tidak ditangani dalam 24 jam, sindrom syok dengue bisa menyebabkan kematian. Menurut telaah sistematik di tahun 2013 berjudul "Factors Associated with Dengue Shock Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis", sindrom syok dengue memiliki risiko kematian sampai 50 kali lebih besar dari demam berdarah biasa.

2. Penggumpalan darah

Editorial Team

Tonton lebih seru di