ilustrasi yoghurt (pexels.com/Any Lane)
Probiotik adalah mikroorganisme hidup, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium spp. Mereka secara alami terdapat pada makanan tertentu yang melalui proses fermentasi, seperti yoghurt, tempe, atau sauerkraut. Selain dari makanan, asupan probiotik juga bisa didapat lewat suplemen.
Konsumsi probiotik dan prebiotik dapat meningkatkan kesehatan usus yang selanjutnya dapat memperbaiki masalah terkait usus yang berhubungan dengan ASD.
Masalah gastrointestinal yang paling umum terjadi pada pasien ASD adalah diare kronis, sembelit, ketidaknyamanan perut dan kembung, penyakit gastroesophageal reflux (GERD), dan leaky gut syndrome.
Probiotik telah terbukti mengurangi disfungsi gastrointestinal yang umumnya terkait dengan ASD melalui sejumlah mekanisme. Hal ini tertuang dalam laporan di jurnal ICAN: Infant Child & Adolescent Nutrition tahun 2010.
Selain itu, berdasarkan studi dalam jurnal Clinical and Experimental Immunology tahun 2008, probiotik juga menghasilkan enzim pencernaan yang memetabolisme senyawa yang berpotensi beracun atau mengiritasi, seperti kasein dan gluten.
Beberapa komponen bioaktif di atas ditemukan berhubungan dengan gangguan spektrum autisme. Ada yang berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, memperbaiki masalah gastrointestinal, dan peran baik lainnya. Maka dari itu, perlu perhatian khusus mengenai asupan yang diberikan untuk pasien dengan ASD.