Sementara riset terbaru Dr. Pamela mengungkapkan hubungan antara COVID-19 dan demensia, masih perlu penelitian lebih lanjut. Menurut Dr. Pamela, kita tak bisa menuduh COVID-19 sebagai penyebab penyakit Alzheimer.
"Bisa dibilang [COVID-19 dan Alzheimer] memiliki hubungan, tetapi bukan hubungan kausalitas," kata Dr. Pamela.
Selain itu, SARS-CoV-2 masih tergolong virus baru, sementara demensia bukanlah kondisi medis baru. Oleh karena itu, perlu waktu untuk menelaah hubungan COVID-19 dan demensia. Partisipan studi terkena COVID-19 sebelum perawatan ditemukan. Jadi, perlu penelitian apakah terapi antivirus COVID-19 menekan Alzheimer.
Pada 2019, para peneliti dari Case Western Reserve University juga meneliti terapi untuk perkembangan Alzheimer. Para peneliti kemudian menemukan bahwa pasien yang menggunakan agen faktor nekrosis antitumor untuk inflamasi ternyata diuntungkan dengan berkurangnya risiko Alzheimer.