Laringitis adalah kondisi ketika laring (kotak suara atau pita suara) mengalami peradangan akibat penggunaan yang berlebihan, iritasi, atau infeksi.
Pita suara biasanya membuka dan menutup untuk menghasilkan suara dengan gerakan yang lambat dan stabil. Namun, pada laringitis, pita suara membengkak, sehingga mengubah cara udara bergerak melalui tenggorokan. Perubahan aliran udara ini mengakibatkan distorsi suara yang dihasilkan pita suara. Alhasil, penderitanya akan memiliki suara yang serak atau terlalu pelan untuk didengar dengan baik.
Laringitis bisa bersifat akut (jangka pendek) yang berlangsung kurang dari 3 minggu, atau juga bisa bersifat kronis (jangka panjang) yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
Walaupun laringitis termasuk kondisi umum, tetapi data epidemiologi, prevalensi, atau insidensinya tidak diketahui pasti.
Studi dalam jurnal BMJ tahun 2014 mencatat pada tahun 2010, sekitar 3,4 dari 1.000 pasien per tahun dilaporkan mengalami laringitis. Selain itu, laporan dari Brasil dalam Journal of Voice tahun 2016 meneliti persentase orang dengan laringitis yang datang ke klinik. Dari 379 pasien anak yang datang dengan keluhan disfonia (cacat dalam pengucapan suara), sekitar 6,8 persen mengalami laringitis akut dan 12,05 persen dari 1.305 pasien dewasa dengan keluhan disfonia mengalami laringitis akibat refluks.
Di Indonesia, sebuah studi potong lintang di RSAL Mintohardjo Jakarta yang diterbitkan dalam British Microbiology Research Journal tahun 2014 menemukan bahwa dari 96 pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut, 1,1 persen merupakan kasus laringitis akut.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta seputar laringitis yang perlu kamu ketahui.