ilustrasi caregiver membantu orang sakit (freepik.com/freepik)
Menjadi pendamping pasien bukanlah pekerjaan yang mudah. Tantangan terbesarnya sering datang dari kondisi emosional pasien dan keluarga yang bisa berubah-ubah. Rasa sakit membuat seseorang lebih rapuh, sehingga tekanan emosional pun lebih terasa. Di sinilah kesabaran, empati, dan profesionalisme pendamping benar-benar diuji. Belum lagi, dinamika birokrasi rumah sakit yang rumit kerap menambah beban tersendiri dalam keseharian mereka.
Menurut Mila, keberadaan pendamping tidak hanya memberi rasa nyaman, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan perawatan medis pasien. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional dan keberadaan seseorang yang dipercaya dapat mempercepat pemulihan. Pasien merasa tidak sendirian, lebih tenang, sementara keluarga pun terbantu karena bebannya berkurang. Pendampingan ini bukan cuma urusan fisik, melainkan juga menyentuh aspek mental dan kualitas hidup pasien.
"Saya berharap masyarakat makin memahami bahwa pendampingan nonmedis itu penting, bukan sekadar menemani. Saya ingin masyarakat tahu bahwa sekarang ada tempat untuk meminta pertolongan, ada cara untuk berbagi beban, sehingga mereka tidak harus menghadapi semua ini sendirian," ujar Mila.
Serupa dengan Mila, Try menekankan bahwa tantangan terbesar biasanya muncul dari penyesuaian dengan karakter pasien dan keluarga. Ada pasien yang sulit menerima kehadiran orang asing, ada pula keluarga yang memiliki standar tinggi. Karena itu, pendamping dituntut untuk fleksibel, sabar, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Selain itu, jam kerja panjang juga menjadi tantangan tersendiri, mengingat banyak pasien yang membutuhkan pendampingan penuh 24 jam.
Mila berharap profesi pendamping pasien bisa diakui secara resmi dalam ekosistem kesehatan. Dengan begitu, akan ada standar kualitas dan perlindungan hukum yang jelas, baik bagi pasien maupun bagi pendamping itu sendiri. Ia juga ingin ada ruang lebih besar bagi keluarga pasien yang memiliki pengalaman berharga, agar mereka bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.
Sementara itu, Try menambahkan, profesi ini sering dipandang sebagai pekerjaan sampingan atau informal, padahal kontribusinya sangat besar bagi dunia kesehatan. Harapannya ke depan ada regulasi yang jelas, sertifikasi resmi, dan dukungan pemerintah agar profesi ini bisa berkembang dan menjadi bagian penting dari sistem kesehatan nasional.
Referensi
"What is a Caregiver?". Johns Hopkins Medicine. Diakses September 2025.
"Caregivers". MedlinePlus. Diakses September 2025.
Hartmann, Maja Lopez, Johan Wens, Veronique Verhoeven, and Roy Remmen. “The Effect of Caregiver Support Interventions for Informal Caregivers of Community-dwelling Frail Elderly: A Systematic Review.” International Journal of Integrated Care 12, no. 5 (August 10, 2012).
Bongelli, Ramona, Gianluca Busilacchi, Antonio Pacifico, Michele Fabiani, Carmela Guarascio, Federico Sofritti, Giovanni Lamura, and Sara Santini. “Caregiving Burden, Social Support, and Psychological Well-being Among Family Caregivers of Older Italians: A Cross-sectional Study.” Frontiers in Public Health 12 (October 23, 2024).
Reblin, Maija, Natalie Ambrose, Nina Pastore, and Sarah Nowak. “Perceived Helpfulness of Caregiver Support Resources: Results From a State-wide Poll.” PEC Innovation 4 (May 25, 2024): 100295.