Mengapa leukemia menyumbang kanker terbesar pada anak? Banyak teori penyebabnya, tetapi belum bisa dipastikan, kata dr. Eddy.
"Tidak bisa dipastikan penyebabnya, banyak teori yang menyebabkan itu. Ada teori karena radiasi, kimia, pestisida, bahkan ada yang meneliti risiko bahwa anak terkena kanker pada mereka yang tidak disusui ASI itu lebih tinggi. Jadi itu masih terbatas hipotesis-hipotesisnya. Kalau ditanya kenapa, saya tidak bisa menjawabnya," ujarnya.
Kanker dibagi menjadi dua bagian besar, kanker tumor padat dan kanker darah. Di Indonesia sendiri kira-kira untuk leukemia totalnya sekitar 55 persen dari seluruh kanker. Sementara itu, kanker padat termasuk retinoblastoma atau kanker mata, kanker ginjal, kanker neuroblastoma di simpul-simpul saraf, kanker otak, dan kanker tulang.
Untuk deteksi dini leukemia, tanda-tanda mayornya adalah anak tersebut pucat, sakit otot, perdarahan, hingga demam. Terlebih gejala-gejala ini berlangsung hingga berminggu-minggu
"Jadi kanker leukemia yang biasanya akut, itu memang terjadinya begitu saja. Kita nggak pernah menduga sebelumnya. Karena biasanya terdeteksi by accident. Setelah diperiksa, leukosisnya sangat tinggi, kemudian trombosisnya rendah. Diperiksa, follow-up, dan ketemu leukemia," dr. Eddy menjelaskan.