Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasien kanker (IDN Times/Novaya Siantita)
ilustrasi pasien kanker (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Studi dari Moffitt Cancer Center menemukan bahwa limfoma dapat mempercepat penuaan sistem imun dan jaringan tubuh, bahkan tanpa pengobatan kanker.

  • Perubahan meliputi peradangan, gangguan protein, penumpukan zat besi pada sel T, serta tanda penuaan pada pembuluh darah, ginjal, dan usus.

  • Sebagian efek penuaan terbukti dapat dipulihkan setelah tumor dihilangkan, membuka peluang terapi baru yang melindungi fungsi imun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah penelitian terbaru dari tim peneliti Moffitt Cancer Center menemukan bahwa limfoma dapat mempercepat penuaan biologis sistem imun dan jaringan tubuh lain. Temuan ini memberi pemahaman baru tentang bagaimana kanker memengaruhi tubuh lebih jauh daripada sekadar pertumbuhan tumor.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Cell ini menunjukkan bahwa limfoma sel B mampu dengan cepat mengubah sel T muda (komponen penting sistem imun) menjadi kondisi yang mirip dengan sel T pada individu yang jauh lebih tua. Perubahan ini meliputi peningkatan peradangan, gangguan keseimbangan protein, dan perubahan regulasi zat besi. Dampaknya tidak terbatas pada sel imun saja, karena penanda penuaan juga ditemukan pada pembuluh darah, ginjal, dan usus.

“Kanker tidak tumbuh secara terisolasi; kanker memiliki dampak luas pada tubuh pasien. Kami menemukan bahwa limfoma saja, tanpa pengobatan, sudah cukup memicu tanda-tanda penuaan sistemik,” jelas John Cleveland, Ph.D., penulis senior dan Chief Scientific Officer di Moffitt, mengutip laman resmi Moffitt Cancer Center.

“Hal ini membantu menjelaskan mengapa banyak pasien kanker mengalami gejala yang biasanya dikaitkan dengan proses penuaan.”

Percepatan penuaan pada pasien kanker sering dianggap akibat efek samping pengobatan

Selama ini, percepatan penuaan pada pasien kanker sering dianggap akibat efek samping pengobatan seperti kemoterapi atau radioterapi. Meski benar bahwa terapi tersebut bisa mempercepat penuaan sel, tetapi penelitian ini menegaskan bahwa kanker itu sendiri mampu mendorong sistem imun dan jaringan tubuh memasuki kondisi “tua” lebih cepat.

“Temuan kami juga memberi harapan adanya peluang untuk membalikkan sebagian efek penuaan yang dipicu kanker,” ujar Rebecca Hesterberg, Ph.D., penulis utama studi dari Departemen Tumor Microenvironment and Metastasis di Moffitt.

“Dengan memahami biologinya, kita bisa mulai memikirkan intervensi yang tidak hanya mengobati kanker, tetapi juga melindungi bahkan mengembalikan fungsi imun yang sehat.”

Para peneliti menemukan bahwa sel T yang terpapar limfoma menumpuk kelebihan zat besi, membuatnya resistan/kebal terhadap jenis kematian sel bernama ferroptosis. Mereka juga mengalami gangguan dalam pengendalian kualitas protein, yang mana ini merupakan ciri khas proses penuaan.

Menariknya, sebagian perubahan ini dapat dipulihkan ketika tumor diangkat dalam model hewan, membuka peluang strategi terapi baru.

Dengan populasi dunia yang makin menua, sementara risiko kanker juga meningkat seiring bertambahnya usia, studi ini menekankan pentingnya memahami interaksi antara kanker dan biologi penuaan.

Editorial Team