Dilansir Healthline, perlu dicatat bahwa kemungkinan ada konflik kepentingan dari penelitian tersebut karena didanai oleh American Egg Board, yaitu organisasi pemasaran Amerika Serikat yang berfokus pada pemasaran dan promosi telur untuk konsumsi manusia.
Selain itu, penelitian tersebut hanya mengamati dua aspek penyakit jantung, yaitu tekanan darah dan risiko diabetes. Jadi, masih ada banyak pertanyaan mengenai aspek lain dari konsumsi telur pada penyakit jantung, seperti peningkatan low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat.
Beberapa faktor penyakit kardiovaskular juga tidak diukur dalam penelitian tersebut. Secara umum, makanan seperti telur kemungkinan besar tidak memiliki efek negatif terhadap gula darah karena tidak mengandung karbohidrat. Nah, makanan yang sangat rendah karbohidrat tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang besar.
Tak hanya itu, penelitian tersebut juga tidak melakukan pengukuran dampaknya terhadap kolesterol dan trigliserida.
Amber Core, ahli diet terdaftar di The Ohio State University Wexner Medical Center, mengatakan kepada Healthline bahwa sementara studi ini menunjukkan bahwa telur mungkin memiliki dampak positif pada tekanan darah dan kadar glukosa puasa, tetapi ini bukan indikasi perlindungan terhadap perkembangan penyakit jantung.
Perkembangan penyakit jantung lebih ditentukan oleh kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan faktor penentu genetik. Namun, perlu diperhatikan bahwa gula darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung, dan makan telur bisa menjadi bagian dari pola makan yang bertujuan membantu menstabilkan gula darah untuk mengurangi risiko tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa bukan hanya kandungan kolesterol telur yang menjadi perhatian. Telur mengandung lemak jenuh yang tinggi, yang juga dapat meningkatkan kolesterol.
Singkatnya, walaupun temuan studi baru ini terdengar seperti kabar baik, tetapi terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa telur dapat mencegah penyakit kardiovaskular. Telur tetap harus dikonsumsi dalam batasan normal, yaitu tingkat rendah hingga sedang. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Dilansir Johns Hopkins Medicine, untuk mencegah penyakit kardiovaskular sejak dini, kamu bisa menerapkan gaya hidup sehat berupa:
- Tidak merokok, segera berhenti merokok, dan hindari asap rokok.
- Mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung.
- Rutin berolahraga.
- Mengelola berat badan jika memiliki kelebihan berat badan.
- Mampu mengelola stres dengan baik.