Studi ini menyoroti bagaimana jam alami tubuh, atau ritme sirkadian, memengaruhi kadar gula darah.
Pada malam hari, produksi insulin melambat, dan sel-sel menjadi kurang responsif terhadapnya, sehingga lebih sulit untuk memproses gula dari makan larut malam. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi pasien diabetes, yang sudah berupaya untuk mempertahankan kadar gula darah yang stabil.
Para peneliti mempelajari 26 orang berusia 50–75 tahun, semuanya kelebihan berat badan atau hidup dengan pradiabetes atau diabetes tipe 2. Mereka membagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu kelompok makan malam awal dan kelompok makan malam larut.
Meskipun kedua kelompok mengonsumsi makanan dan kalori yang sama, tetapi mereka yang makan setelah jam 5 sore memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi setelah makan, yang menunjukkan toleransi glukosa yang lebih buruk.
Makan larut malam dapat mengganggu cara tubuh mengelola gula darah, sehingga meningkatkan risiko komplikasi. Makan larut malam sering kali mengandung banyak kalori dan makanan olahan, yang menyebabkan penambahan berat badan dan penyimpanan lemak. Perubahan hormonal akibat makan larut malam juga dapat memperlambat pembakaran kalori, meningkatkan rasa lapar, dan mempersulit pemecahan lemak, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan memperburuk kontrol gula darah.
Referensi
Díaz-Rizzolo, Diana A., Leinys S. Santos Baez, Collin J. Popp, et al. “Late eating is associated with poor glucose tolerance, independent of body weight, fat mass, energy intake and diet composition in prediabetes or early onset type 2 diabetes.” Nutrition and Diabetes 14, no. 1 (October 25, 2024). https://doi.org/10.1038/s41387-024-00347-6.
"Eating after 5pm can disrupt blood sugar control". Diabetes.co.uk. Diakses Desember 2024.
"Large meals after 5 pm could contribute to type 2 diabetes risk". Medical News Today. Diakses Desember 2024.