Dalam studi ini, lebih dari 1.000 mahasiswa psikologi dari MacEwan University di Kanada diminta mengisi survei online. Mereka ditanya tentang kebiasaan makan, jam tidur, kualitas tidur, serta isi mimpi dan mimpi buruk yang mereka alami. Mereka juga diminta mencatat apakah mereka merasa jenis makanan tertentu atau waktu makan memengaruhi tidur dan mimpi mereka.
Hasilnya cukup menarik. Meskipun hanya 5,5 persen dari responden yang merasa makanan memengaruhi mimpi, tetapi sebagian besar dari mereka menyalahkan dua makanan, yaitu produk olahan susu dan makanan manis.
Peneliti juga menemukan bahwa mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi makanan lebih sering mengalami tidur yang buruk dan mimpi buruk. Gas atau sakit perut yang muncul akibat intoleransi ini bisa mengganggu tidur dan menyebabkan otak lebih aktif, sehingga mimpi jadi lebih mudah diingat, bahkan lebih menyeramkan dari biasanya.
Menurut Tore Nielsen, ahli saraf dari Universitas Montreal, yang memimpin studi baru ini, temuan ini sejalan dengan apa yang telah diketahui selama ini, bahwa sensasi fisik dalam tubuh bisa memengaruhi isi mimpi. Mimpi buruk bisa sangat mengganggu, terutama jika sering terjadi, karena cenderung membangunkan orang dari tidur dalam kondisi disforik (terbangun dalam keadaan emosi negatif yang kuat seperti gelisah, cemas, sedih, marah, tidak nyaman, atau merasa terganggu secara emosional). Mimpi buruk juga dapat menimbulkan perilaku menghindari tidur. Semua ini tentu bisa mengganggu kualitas istirahat kamu.