Kol goreng kerap menjadi pelengkap dalam hidangan kaki lima, seperti pecel lele atau ayam penyet. Ini disebut-sebut sebagai "cara baru" makan kol. Pada dasarnya, potongan atau irisan kol digoreng dalam minyak dalam jumlah banyak.
Namun, di balik kelezatannya, muncul kekhawatiran akan risiko kesehatan dari mengonsumsi kol goreng, salah satunya memicu kanker. Kekhawatiran ini makin relevan mengingat pola makan banyak orang yang gemar menyantap sayuran dalam bentuk goreng, bukan direbus, dikukus, atau lalapan. Berikut penjelasan dari Dr. Zuraidah Nasution, STP., M.Sc, dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University mengenai kol goreng.