Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi COVID-19 (pixabay.com/iXimus)

Orang yang pernah mengidap COVID-19 lebih mungkin mengalami masalah kesehatan baru, seperti diabetes, penyakit jantung, pembekuan darah, atau kondisi neurologis dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terjangkit COVID-19, ungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Penelitian terbaru dalam jurnal JAMA Network Open pada 6 Oktober 2023 menemukan bahwa orang yang pernah terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun. Mengapa demikian?

1. Melibatkan lebih dari 350.000 orang yang pernah didiagnosis COVID-19

Para peneliti mengamati 354.527 orang yang didiagnosis COVID-19 melalui tes polymerase chain reaction (PCR) sejak 8 Oktober 2020 hingga 31 Desember 2021. Kelompok yang terkena COVID-19 dibandingkan dengan 6.134.940 orang yang sehat dan tidak pernah terinfeksi COVID-19.

Hasilnya, kasus autoimun (alopecia areata, alopecia totalis, vaskulitis terkait antibodi sitoplasma antineutrofil, penyakit Crohn, dan sarkoidosis) lebih tinggi pada kelompok yang pernah terkena COVID-19, terutama mantan pasien COVID-19 dengan tingkat keparahan tinggi sampai harus dirawat di rumah sakit.

Studi menemukan hal yang relatif sama, yaitu orang yang pernah terjangkit COVID-19 memiliki risiko 42,6 persen lebih besar terkena penyakit autoimun, seperti artritis reumatoid (Clinical Rheumatology, Juni 2023). Selain itu, orang yang tidak mendapatkan vaksinasi COVID-19 lebih rentan terhadap penyakit autoimun dibandingkan orang-orang yang divaksinasi.

2. Kemungkinan, orang tersebut sudah memiliki autoantibodi sebelumnya

Editorial Team

Tonton lebih seru di