ilustrasi masalah menstruasi (freepik.com/freepik)
Dalam kondisi normal, tubuh perempuan memproduksi sangat sedikit prolaktin kecuali sedang hamil. Kadar prolaktin yang tinggi dapat menghentikan proses ovulasi atau memperlambatnya. Dengan demikian, indung telur bisa saja melepaskan sel telur sesekali atau tidak melepaskan sel telur sama sekali. Ini terlihat dari tidak adanya menstruasi atau tidak teraturnya menstruasi, dilansir Nova IVF.
Jika sel telur tidak dilepaskan sesuai jadwal, kamu dan pasangan tidak bisa mengatur waktu berhubungan seksual pada masa subur. Ini bisa membuat pembuahan alami menjadi sangat sulit.
Dalam beberapa kasus, kadar prolaktin mungkin tidak cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, tetapi dapat memengaruhi produksi hormon progesteron yang bertanggung jawab atas penebalan dinding rahim setelah ovulasi. Ini dikenal sebagai fase luteal.
Jumlah progesteron yang rendah dapat memperpendek fase luteal dan mencegah lapisan rahim menjadi setebal yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan lapisan rahim menjadi tipis sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak dapat ditanamkan dengan baik. Akibatnya, meski sudah dibuahi, sel telur tersebut tidak memiliki peluang untuk berkembang menjadi bayi.