Studi ini mengumpulkan data dari berbagai wilayah dan kelompok ras untuk mencari tahu hubungan antara risiko stroke dan kemandulan, keguguran, serta lahir mati. Dengan standar yang sesuai, hal ini bisa mengurangi bias. Selain itu, studi ini memaparkan temuan menarik mengenai hubungan gangguan kehamilan dan stroke.
Meski begitu, ada beberapa kekurangan yang perlu dicatat. Selain belum menjelaskan hubungan antara stroke dan gangguan kehamilan, studi ini melibatkan partisipan yang mayoritas berkulit putih, sehingga risiko ini perlu dicari tahu pada kelompok etnis lainnya. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih luas dan dalam.
ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jordan Bauer)
Jadi, apakah masalah kehamilan selalu berarti stroke? Tidak juga. Akan tetapi, jika calon ibu mengalami masalah kehamilan berulang kali, disarankan untuk memeriksakan kesehatan otak. Selain itu, tenaga medis juga perlu mempertimbangkan riwayat kehamilan dalam memeriksa stroke pada perempuan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh para peneliti, perempuan yang mengalami gangguan kehamilan cenderung jatuh ke gaya hidup tidak sehat dan depresi. Oleh karena itu, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan kembali ke gaya hidup sehat, dari konsumsi makanan sehat dan seimbang, olahraga rutin, dan cukup istirahat.
"Pemantauan dini pada perempuan dengan keguguran dan lahir mati lebih dari sekali, dan menerapkan intervensi gaya hidup sehat amat disarankan untuk menekan risiko stroke," tandas para peneliti.