Jadi, bagaimana cara mencegah hepatitis? Jika sudah mengetahui risiko penularannya, maka tinggal mencegahnya. Dokter Virly menyarankan makan di tempat yang bersih, dan menjaga kebersihan saat makan. Hal ini bisa dilakukan dengan membawa alat makan sendiri dan ingat untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Lalu, jika ada luka di tangan dan/atau kaki, maka bisa diperban. Saat menggunakan fasilitas umum seperti toilet, usahakan membawa alat kebersihan diri sendiri. Jangan lupa untuk melakukan skrining dan check-up rutin untuk mencegah hepatitis terselubung.
“Ibu hamil harus melakukan skrining untuk mengantisipasi hepatitis. Yang melakukan transfusi darah, jangan gunakan jarum suntik bergiliran,” kata dr. Virly.
Untuk hepatitis misterius ini, dr. Virly menyarankan untuk tetap menjaga protokol kesehatan layaknya COVID-19. Sementara kasus kebanyakan dialami anak-anak, masyarakat perlu tetap berhati-hati, terutama untuk para orang tua.
ilustrasi vaksin hepatitis B (4muda.com)
Langkah utama mencegah hepatitis adalah dengan vaksinasi. Sayangnya, vaksinasi hepatitis baru terbatas di hepatitis A dan B. Untuk hepatitis B, dr. Virly menyarankan bayi yang baru lahir untuk langsung divaksinasi, sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
"Untuk hepatitis A, mulai dari bayi berusia 1 tahun, dan akan terus berlanjut. Untuk hepatitis B, vaksinasi diulang hingga 3 kali," ujar dr. Virly.
Selain anak, vaksin hepatitis B juga berlaku untuk kelompok dewasa, terutama yang imunnya menipis terhadap hepatitis B. Sebelum vaksinasi, akan dilakukan pemeriksaan antibodi. Jika antibodi terhadap hepatitis B menipis atau habis, maka perlu booster.
“Vaksinasi hepatitis A tidak begitu dianjurkan, tetapi booster vaksinasi hepatitis B amat dianjurkan pada orang dewasa," ucap dr. Virly.